50

546 70 0
                                    

Kembalinya Kenneth ke Dakota disambut meriah oleh rakyat. Setelah surat terbuka yang ia buat pasca perang Wayland Pendant beberapa bulan yang lalu tersebar dengan merata, Kenneth mendapat simpati dari rakyat atas kejujurannya dan keberaniannya dalam menjaga keutuhan Whitemouttier. Suasana di luar sana sangat ramai. Namun momen tersebut tak membangkitkan semangatnya saat ia melihat Margaret yang sedang melamun sendiri di tempatnya. Tatapan matanya kosong, seperti bukan Margaret yang Kenneth kenal dulu.

"Sayang, apakah kau ingin sesuatu ? Kita sedang melewati pusat kota." Tawarnya lembut.

"Itu artinya kita sudah dekat dengan istana. Aku hanya ingin pulang." Sahutnya datar. Kenneth tak bisa berbuat apa - apa mengenai hal tersebut. Margaret memang sedang ingin menyendiri, ia tahu.

Saat mereka sampai di istana, semua orang sudah menyambut kedatangan raja dan ratu dengan baik. Para pelayan berjajar rapi. Viktor dan Helena berada paling depan dengan raut wajah bahagianya. Saat Kenneth turun, semuanya masih biasa saja. Aura dingin yang dipancarkan lelaki itu selalu kentara. Namun ketika Margaret turun, raut semua orang berubah seketika. Perempuan itu tak menanggapi sambutan tersebut sama sekali.

Viktor dan Helena menunduk saat Margaret hanya melewati mereka begitu saja. Jangankan menyapa, menolehpun tidak. Perempuan itu memasuki istana dengan pakaiannya yang serba hitam, membuat semua orang bertanya - tanya apa yang terjadi pada Sang Ratu. Margaret terlihat seperti orang yang baru saja berkabung.

"Yang Mulia..."

"Akan ku ceritakan nanti." Sahut Kenneth cepat, seakan tak ingin siapapun mendengar kisah yang sangat ia rahasiakan dari siapapun. Bahkan ia melarang Cedric untuk menulisnya di surat kerajaan. Itu sebabnya Viktor dan Helena tak tahu apa yang terjadi pada Margaret.

***

Kenneth sangat merindukan paviliunnya. Tujuan utamanya adalah kamar Archer. Tentu saja Kenneth ingin melihat keadaan putranya yang sempat dikabarkan jatuh sakit. Namun ketika ia sampai, tak ada siapapun disana. Kenneth melihat tanda - tanda keberadaan Archer disini, terlihat dari mainan yang berserakan di lantai.

"Dimana Pangeran Archer ?" Tanyanya pada prajurit yang berjaga di luar.

"Yang Mulia Ratu datang kemari lalu membawanya, Yang Mulia." Jawabnya tegas. Kenneth segera turun kemudian melangkah menuju lorong penghubung Witchave dan Monza supaya ia cepat sampai ke paviliun Margaret.

"Ibu, jangan menangis." Samar - samar Kenneth mendengar suara Archer disana. Lelaki itu mengintip ke dalam untuk melihat apa yang terjadi.

"Aku akan membantumu mencari ayah. Aku juga merindukan ayah." Ujarnya dengan raut wajah yang polos. Margaret sedang terisak sembari memeluk Archer dan anak tersebut mengira bahwa Margaret bersedih karena Kenneth tak kunjung pulang. Padahal Kenneth selalu bersamanya.

"Tidak, ibu hanya terlalu merindukanmu, Archer. Sekarang ibu merasa lebih baik setelah memelukmu." Margaret mencoba tersenyum disana. Kenneth tidak bisa membayangkan bagaimana sakitnya perasaan Margaret, dimana ia harus tetap tersenyum di saat hatinya ingin sekali menjerit. Hal tersebut membuat Kenneth melangkah masuk begitu saja, spontan mengejutkan mereka berdua.

"Ayah ! Ibu, itu ayah !" Archer lari berhamburan ke arah Kenneth sementara itu Margaret sibuk menyeka air matanya. Wajahnya kembali datar saat Kenneth berada di hadapannya.

"Ayah, apakah aku boleh disini bersama ibu ? Ibu sedang sedih, aku tidak ingin meninggalkannya."

"Darimana anak berumur tiga tahun dapat berbicara semanis itu ? Kemarilah. Kau boleh menemani ibumu, tetapi aku ingin memelukmu terlebih dahulu." Kenneth memeluknya erat - erat dengan sejuta kerinduan yang ia pupuk dalam hatinya. Dengan memeluk Archer saja sudah membuat dunianya menjadi lebih baik saat ini.

WARM DAYS - United MonarchyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang