Margaret sedang memarahi pelayan - pelayan saat Kenneth sampai di ruang tengah. Struktur paviliun di istana Godwhite jauh berbeda dengan struktur istana Whitemouttier. Di Godwhite, tak terdapat ruang kunjungan. Disana, mereka menyebutnya ruang tengah yang berfungsi untuk menerima tamu sekaligus untuk bersantai. Di istana Whitemouttier, kedua ruangan tersebut dipisah dan ruang bersantai jarang digunakan karena raja maupun ratu biasanya langsung pergi tidur
"Ada apa ?" Tanyanya tenang sembari meminum susunya.
"Aku sudah menyuruh mereka memakai piranti baru untuk memasak, tetapi mereka tak paham fungsinya."
"Untuk apa memang ?" Kenneth masih belum mengetahuinya. Margaret menoleh sembari menyajikan roti gandum disana.
"Untuk memasak makanan kita, Yang Mulia. Terutama makananmu. Aku baru saja mencoba makanan yang akan disajikan kepadamu dan aku terkejut saat makanannya terasa pedas. Itu sebabnya aku memarahi mereka. Mereka berkata bahwa mereka lupa. Bagaimana mereka bisa lupa akan hal - hal krusial ? Mereka sedang menyajikan makanan untuk raja." Gerutunya kesal.
"Sepertinya aku menyulitkanmu." Kenneth mengangkat kedua alisnya dengan enggan.
"Jangan begitu, Yang Mulia. Ini sudah menjadi tugasku untuk memastikan kebutuhanmu terpenuhi. Aku yang membawamu keluar dari Dakota, kau juga telah menggelontorkan banyak uang untuk kami sehingga mereka harus memberikan pelayanan terbaik saat kau berada disini."
"Margaret, kau tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri." Lelaki itu meletakkan gelasnya kemudian menatap Margaret lekat - lekat. Margaret memang selalu kesal dengan dirinya sendiri padahal ada beberapa kondisi yang terjadi di luar kendalinya.
"Lupakan saja. Kita tunggu mereka memasak ulang makanan kita. Kau berkata akan menunjukanku hasil sulamanmu semalam. Dimana ? Aku ingin melihatnya."
"Oh, aku lupa. Sebentar." Tiba - tiba raut wajah Margaret menjadi ceria seketika. Ia beranjak dari tempatnya kemudian mengambil hasil sulamannya. Sebenarnya Kenneth hanya berusaha mengalihkan perhatian Margaret supaya perempuan itu tak semakin kesal.
"Ini, Yang Mulia. Aku tidak menyangka akan menyelesaikan sulamanku disini. Aku sudah memulainya sejak lama tetapi aku baru selesai sekarang. Kau tahu sendiri, aku sangat sibuk beberapa bulan terakhir. Namun yang terpenting, semuanya telah selesai. Aku ingin menghadiahkan syal ini kepadamu, Yang Mulia." Ujarnya, begitu semangat. Kenneth spontan menoleh dengan tatapan senangnya.
"Untukku ?"
"Benar. Sebentar lagi Whitemouttier akan menjalani musim dingin dan aku ingin kau tidak kedinginan. Nilai tambahnya, kau akan selalu mengingatku. Cobalah !" Margaret melilitkan syal hasil sulamannya tersebut pada leher Kenneth. Perempuan itu fokus dengan kegiatannya sementara itu Kenneth justru memperhatikan Margaret lekat - lekat disana. Istrinya tersebut memang cantik jelita.
"Kau sangat cantik, Margaret."
"Ya ?" Perempuan itu menatap Kenneth dengan bingung saat lelaki tersebut berkata demikian.
"Kau sangat cantik, kau harus tahu itu."
"Kau bukan orang pertama yang mengatakannya." Pipi Margaret bersemu merah sedangkan Kenneth menyeringai sinis disana.
"Kau mulai lagi." Lelaki itu terdengar kesal.
"Aku hanya bercanda, Yang Mulia. Kau satu - satunya, kau tahu itu kan ?" Margaret mengusap wajah Kenneth dengan lembut. Detik itu pula ia menyadari bahwa ia sangat mencintai Kenneth.
"Aku ingin mengatakan banyak hal padamu, Yang Mulia. Namun selalu tertunda." Ujarnya penuh maksud. Kenneth sangat penasaran saat Margaret berkata demikian.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARM DAYS - United Monarchy
Historical FictionWRITTEN IN BAHASA THIS STORY IS WRITTEN ORIGINALLY BY ME, NO PLAGIARISM ALLOWED *** #1 on Summer (Jul 3rd, 2023) #1 on Warm (Nov 7th, 2022) #2 on Historical (Jan 29th, 2023) #2 on Historical Fiction (Jan 29th, 2023) #5 on Sejarah (June 7th, 2023) #5...