45

512 66 0
                                    

Margaret datang saat Loise baru saja memakan sarapannya dengan bantuan pelayan. Kenneth ada di depan pintu, melirik Loise dengan tatapan penuh arti. Wanita itu berusaha menghindar mati - matian agar ia tak perlu bertatapan dengan lelaki tersebut.

"Ibu, aku ingin mengenalkan suamiku padamu." Ujar Margaret berbunga - bunga.

"Benarkah ?" Loise sangat lembut menanggapinya, berusaha terlihat senang ketika Margaret bahagia.

"Yang Mulia, kemarilah." Margaret bangkit sembari menggandeng lengan Kenneth di sampingnya.

"Ibu, ia adalah suamiku, Kenneth Days. Kau pasti pernah mendengar namanya." Perempuan itu memperkenalkannya dengan bangga, tak menyadari bahwa Kenneth hanya diam tanpa ekspresi sejak tadi. Loise tahu bahwa Kenneth merasa pertemuan ini tidak spesial sama sekali. Namun karena ia tak ingin menghancurkan perasaan Margaret, Kenneth tetap mengikuti apapun yang ingin dilakukan perempuan tersebut saat ini.

"Keluarga Days tetap bersinar seperti biasanya. Aku masih ingat tentang perayaan kelahiran Kenneth Days dulu. Itu adalah pesta yang megah." Loise berusaha menimpalinya dengan baik, membuat Margaret semakin berseri - seri. Perempuan itu beranjak duduk di sebelah Loise dengan kalimat manis yang keluar dari mulutnya.

"Kau membuatku teringat dengan perayaan anak pertama kami. Namanya Archer Days. Dia sangat manis. Sekarang usianya dua tahun." Ujarnya semangat. Sementara itu Loise hanya mengangkat kedua alisnya serempak sembari menatap Margaret dan Kenneth bergantian.

"Kalian pasti sangat bahagia."

"Tentu saja !" Sahut Margaret dengan bangganya, menggenggam tangan Kenneth erat - erat dengan senyuman yang lebar. Kenneth berusaha tersenyum walaupun hanya sekilas dan terkesan sangat terpaksa, semata - mata hanya untuk menghargai perasaan Margaret disana.

***

Sembari mengurus kerajaan, Margaret sibuk mengurus ibunya juga. Loise benar - benar lumpuh. Ia juga terkena banyak penyakit akibat penyekapan yang ia alami selama belasan tahun terakhir. Margaret selalu setia mengurus Loise, berbeda dengan Kenneth yang nampak tak menggubris keberadaannya. Ralat, lelaki itu sebenarnya sedang mencari waktu dimana Margaret sibuk mengurus istana supaya Kenneth dapat masuk dengan lenggang.

"Yang Mulia." Cedric memberi kode bahwa Ansel berhasil menahan Margaret di ruang kerja ratu sementara itu Kenneth masuk begitu saja ke kamar Loise seorang diri untuk kedua kalinya. Wanita itu terkejut, tentu saja. Namun ia tetap menghadapi Kenneth dengan wibawanya.

"Selamat sore, Yang Mulia."

"Selamat sore." Sapanya balik. Sangat jarang sekali Kenneth berkata demikian kepada orang lain. Ia duduk tepat di kursi yang berada di samping ranjang Loise, sepertinya kursi yang biasa digunakan Margaret untuk duduk.

"Bagaimana keadaanmu ?"

"Aku baik - baik saja. Aku merasa jauh lebih baik sekarang."

"Syukurlah." Kenneth merasa geli dengan dirinya sendiri karena ia tak pernah berbasa - basi semacam ini sebelumnya.

"Aku melihat perut Margaret sedikit besar, apakah ia hamil ?" Tanya Loise dengan topik pembicaraan yang acak.

"Benar, ia sedang hamil. Aku telah memberitahumu kemarin." Kenneth menjawabnya dengan lugas. Sejak tadi tatapannya tak lepas dari Loise sama sekali.

"Benarkah ? Aku lupa." Loise nampak bingung sendiri sehingga Kenneth cepat - cepat mengalihkan topik pembicaraan sebelum pikiran wanita tersebut semakin acak - acakan.

"Apakah Margaret datang kemari setiap hari ?"

"Tentu saja. Ia selalu datang ketika memasuki waktu makan. Ia selalu menyuapiku. Anak itu tak pernah berubah dari dulu. Ia sangat peduli kepada orang - orang di sekitarnya."

WARM DAYS - United MonarchyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang