20

770 87 0
                                        

"Yang Mulia." Panggilnya dengan raut wajah yang serius. Margaret membawa kotak besar yang di dalamnya berisi sutra dan emas - emas yang berada di dalamnya. Perhiasan tersebut telah ia siapkan sebagai hadiah untuk Rowena. Margaret meletakkan kotak tersebut di atas meja, sengaja tidak menutupnya sehingga Kenneth juga bisa melihat isinya.

"Aku meminta izinmu untuk memberikan hadiah ini pada Rowena. Aku tidak dapat datang ke pernikahannya, aku juga tak bisa bertemu dengannya saat ini. Mungkin aku akan menitipkannya pada Panglima Cedric mengingat ia jarang tidur di istana. Ia sudah memiliki rumah dan keluarga sebagai tempatnya pulang." Ujarnya mendalam. Jauh disana Kenneth tahu bahwa Margaret merindukan bicara dengan temannya. Harus Kenneth akui bahwa Rowena memang sangat dekat dengan Margaret. Kini saatnya lelaki itu memberikan Margaret kesempatan untuk bertemu temannya karena selama masa hukuman berlangsung, Margaret berhasil menjaga sikapnya dengan baik dan selalu tertib.

"Ku dengar dari Cedric, Rowena sedang mengandung saat ini."

"Benarkah ? Sudah ku duga bahwa mereka pasti berhasil menumbuhkan cinta pada keluarga kecilnya. Aku sangat senang mendengarnya." Margaret tersenyum sangat lebar disana. Ia menutup kotak tersebut dengan hati berbunga - bunga.

"Margaret, boleh aku bertanya padamu ?"

"Apapun, Yang Mulia."

"Kau berkata bahwa kau memiliki adik bernama Judith, apa itu benar ? Setauku kau adalah anak tunggal dari seorang ratu."

Seketika senyum Margaret luntur saat Kenneth menanyakannya. Ia mengangkat kedua alisnya sekilas lalu menegakkan posisi duduknya kembali. Kedua matanya menatap Kenneth penuh arti disana.

"Dia adikku tetapi kami berbeda ibu. Semuanya juga seperti itu. Saat ayahku meninggal, ada seorang selir yang masih hamil saat itu. Judith lahir dengan kondisi fisik yang kurang baik dan itu membuatnya dikucilkan oleh banyak orang. Kau tahu, dunia ini sangat berat bagi mereka yang tidak memiliki fisik sempurna." Perempuan itu menggeleng dengan enggan.

"Aku memiliki dua adik yang dulu ku jaga karena mereka masih terlalu kecil. Mereka adalah Svetlana dan Judith, tentu saja mereka lahir dari ibu yang berbeda. Ayahku adalah orang dengan tipe 'sekali pakai, buang'. Sekali seorang selir mengandung, maka ia akan berpindah pada gadis lainnya lagi." Margaret tertawa sarkasme.

"Judith lahir dengan wajah yang setengah rusak. Bagian wajah sebelah kirinya membesar. Jangan terkejut bila nanti kau melihatnya, Yang Mulia. Namun jauh dari kekurangannya, ia adalah anak yang baik. Aku tidak perlu emosi untuk mengarahkannya karena ia mudah sekali untuk diatur. Judith adalah anak yang penurut." Jelasnya.

"Terima kasih telah menceritakannya padaku." Ungkapan sederhana itu sangat bernilai bagi Margaret.

"Aku akan menceritakan apapun yang ingin kau dengar, Yang Mulia. Tenang saja." Ia tersenyum sembari menggenggam tangan Kenneth disana.

"Aku ingin mendengar satu cerita lagi, tetapi aku takut kau tersinggung."

"Katakan saja, tak apa. Tak ada rahasia di antara kita." Sahutnya cepat. Kenneth diam sebentar untuk mengatur kata - katanya terlebih dahulu di dalam otaknya.

"Apa kau tahu apa yang menyebabkan ayahmu selalu berganti - ganti pasangan ?"

"Aku tahu. Ia pernah memberitahuku secara jelas." Ia tersenyum kecut.

"Baginya, wanita hanya obyek seksual. Ia belum pernah jatuh cinta pada wanita. Aku sama sepertimu, Yang Mulia. Sebenarnya aku tidak pernah merasakan kedamaian keluarga. Itu sebabnya aku memilih untuk tinggal bersama ibuku di paviliun yang terpisah dari kastil - kastil istana. Ayah mengunjungi kami seminggu sekali lalu membawaku keluar. Ia akan mengembalikanku menjelang sore karena ibuku akan marah bila aku keluar terlalu lama tanpa pengawasannya sendiri."

WARM DAYS - United MonarchyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang