21

655 83 3
                                    

Sebuah kereta kuda memasuki istana ketika Margaret berada di taman depan. Kebetulan sekali ia sedang menemani Archer berkeliling istana supaya anak tersebut familiar dengan tempat tinggalnya sendiri. Margaret menoleh, saat itu tidak terlalu sore tetapi rasanya cukup aneh bila ada tamu yang akan menemui raja di waktu - waktu seperti ini. Tentu saja Margaret mengira itu adalah tamu Kenneth karena ia tak memiliki janji dengan siapapun.

"Yang Mulia." Cedric menunduk kemudian tersenyum sekilas.

"Ada yang ingin bertemu denganmu." Lanjutnya.

"Aku ? Siapa memang ?" Perempuan itu mengernyit.

"Sebaiknya kau melihat secara langsung, Yang Mulia." Begitu Cedric berkata demikian, Margaret melangkah begitu saja sembari membawa Archer dalam gendongannya.

"Dia sudah datang ?" Tiba - tiba Kenneth berdiri di ujung lorong, membuat Cedric terkejut seketika.

"Sudah, Yang Mulia."

"Yang Mulia !" Margaret muncul kembali ketika ia mendengar suara Kenneth disana. Wajahnya pucat, seakan baru saja melihat sesuatu yang mengejutkannya.

"Iya ?" 

"Ada Rowena di depan. Itu benar - benar Rowena, aku tidak mungkin salah lihat !" Ekspresi kebingungan Margaret membuat Kenneth tersenyum sendiri disana. Ia melangkah maju, mendekati Margaret yang masih tertegun. Archer ada di belakangnya, menarik - narik gaun Margaret tetapi perempuan itu tak bergerak sama sekali.

"Kau ingin memberikannya hadiah, bukan ? Aku tahu masa hukumanmu belum selesai sehingga aku yang membawanya kemari. Sekarang kau bisa memberikan hadiahmu padanya."

"Benarkah ? Aku boleh menemuinya ? Terima kasih !" Margaret loncat pada Kenneth begitu saja. Senyumnya sangat lebar, Kenneth sangat senang melihat Margaret riang kembali.

"Sama - sama, sayang. Cepat berikan hadiahmu padanya. Waktumu hanya satu jam."

"Baiklah !" Ia melepas pelukannya dari Kenneth dengan hati yang berbunga - bunga.

"Apakah kau ingin aku membawakan hadiahnya kemari, Yang Mulia ?" Henrietta menawarkan bantuannya.

"Tentu saja. Bawa hadiahnya ke taman depan." Untuk pertama kali Henrietta melihat Margaret tersenyum padanya. Mungkin secara tidak sengaja karena perempuan itu sedang bahagia saat ini. Namun tetap saja Henrietta merasa lebih baik saat Margaret tersenyum.

"Rowena ! Lihat dirimu, kau sangat cantik !"

"Yang Mulia ! Aku merindukanmu !"

Kenneth hanya melihatnya dari lorong istana bersama Cedric. Dua wanita itu sedang berpelukan saat ini, menyampaikan rasa rindunya masing - masing. Rowena berubah 180 derajat setelah ia menikah dengan Cedric. Ia memakai pakaian yang bagus dengan perhiasan yang menghiasi tubuhnya. Kain sutra menjuntai indah ke bawah dari gulungan rambutnya. Dalam sekejap status sosialnya berubah. Ia menjadi masyarakat borjuis yang memiliki hak tinggal di Dakota karena ia telah menjadi istri dari seorang Panglima Utama Whitemouttier.

"Ini putramu ? Halo, Peter. Kau sangat tampan seperti ayahmu."

"Ayo, Peter. Sapa Yang Mulia Ratu dan Pangeran Archer."

"Peter sangat mirip sepertimu." Ujarnya begitu saja. Cedric menoleh. Kenneth sedang menatapnya tajam saat ini.

"Anak lelaki selalu seperti itu, bukan ?"

"Tidak juga. Ayahku berkata bahwa aku sangat mirip dengan ibuku. Ibuku selalu mengatakan bahwa aku adalah duplikat ayahku. Lalu yang mana yang benar ?" Cedric tertawa setelah Kenneth membuat lelucon semacam itu.

WARM DAYS - United MonarchyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang