Archer sangat senang dengan hadiah yang dibawa Margaret tadi. Anak itu tak henti - hentinya tertawa sembari mengajak ibunya bermain. Margaret tak terlalu banyak bergerak karena ia sedang memakan kuenya. Lagi pula sangat sulit untuk mengimbangi tingkah Archer. Anak itu sangat gesit sekali.
"Ibu, tangkap aku !"
"Aku akan memakanmu bila aku bisa menangkapmu."
"Ya, makan aku !" Archer segera berlari begitu Margaret bangkit. Dengan tubuhnya yang kecil, ia bisa melangkah dengan cepat. Bahkan kini anak itu naik ke atas sofa, membuat Kenneth was - was sehingga ia menangkapnya begitu saja supaya Archer tak terjatuh.
"Pegang dia baik - baik." Sedetik kemudian tawa Archer mengudara kemana - mana. Margaret terus menciuminya saat Kenneth memegangi tubuhnya dengan kuat. Elise kebetulan sedang membantu Henrietta membereskan makanan Margaret.
"Tunggu, kalian jangan pergi."
"Apakah kau mengingkan sesuatu, Yang Mulia ? Kami akan membawakannya." Ujar Henrietta dengan sopan. Margaret cepat - cepat beralih, masuk ke dalam kamar untuk mengambil sesuatu. Ia kembali lagi dengan dua kotak yang berada pada masing - masing tangannya.
"Ini untuk kalian."
"Apa ini ?" Elise mengernyit. Margaret menaikkan kedua alisnya serempak, memberi kode kepada Elise untuk membukanya. Henrietta masih diam disana sembari menyikut Elise supaya wanita itu segera membukanya.
Perlahan tapi pasti, Elise membuka kotak kayu tersebut. Ia memekik terkejut, begitupun juga dengan Henrietta. Kotak tersebut berisi satu set perhiasan yang sangat cantik. Tentu saja itu berlian.
"Yang Mulia..."
"Bukalah kotakmu, Henrietta. Ayo, aku yakin kau akan menyukainya." Selanya cepat. Henrietta membuka kotak tersebut dengan gemetar. Ia lebih terkejut lagi saat ini. Perhiasan yang diletakkan Margaret di dalam sana adalah perhiasan yang sejak dulu ia puji - puji.
"Yang Mulia, aku tidak pantas untuk ini."
"Tidak, kau pantas. Aku tahu sejak dulu kau melirik perhiasan ini, sebab itu aku tak pernah menggunakannya. Aku menunggu momen yang tepat saat aku dapat keluar istana dan membeli sesuatu untuk Elise sehingga aku bisa memberikan perhiasan ini kepadamu."
"Ini... Aku hanya terlalu mengaguminya. Aku tahu sekeras apapun aku bekerja selama seumur hidup, aku tak akan bisa membelinya." Henrietta berkaca - kaca.
"Itu sebabnya aku memerikannya kepadamu supaya kau tidak perlu membelinya. Kau harus memakainya saat perayaan natal nanti."
"Terima kasih !" Tangisannya benar - benar pecah begitu saja. Ia tersenyum sembari menyentuh berlian - berlian yang indah tersebut.
"Kemari, aku akan memakaikannya untukmu. Ini pasti sangat cocok untuk lehermu." Margaret mengambil kalungnya. Elise tertawa lembut melihat Henrietta yang sangat bahagia sekarang.
"Benarkah, Yang Mulia ? Ini pertama kalinya aku memakai berlian." Ia membalik tubuhnya sehingga Margaret dapat memakaikan kalung tersebut dengan baik.
Kenneth hanya tersenyum sekilas melihatnya. Ia benar - benar mengagumi bagaimana cara Margaret mengapresiasi orang - orang yang berdiri di sisinya. Perempuan itu tidak pernah perhitungan dengan apa yang dimilikinya selagi ia masih bisa memberi.
***
Semua anggota Keluarga Days berkumpul di ruang raja pada pagi yang tak terlalu cerah tersebut. Ralat, sebenarnya Kenneth tak mengharap kehadiran kedua orang tuanya kemari. Ia bahkan tak merespon apapun yang dikatakan mereka walaupun mereka sudah berusaha menunjukkan sikap terbaiknya. Margaret tahu itu sehingga ia tak berniat memperkeruh suasana. Ia berusaha menjadi penengah antara Kenneth dan orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARM DAYS - United Monarchy
Historical FictionWRITTEN IN BAHASA THIS STORY IS WRITTEN ORIGINALLY BY ME, NO PLAGIARISM ALLOWED *** #1 on Summer (Jul 3rd, 2023) #1 on Warm (Nov 7th, 2022) #2 on Historical (Jan 29th, 2023) #2 on Historical Fiction (Jan 29th, 2023) #5 on Sejarah (June 7th, 2023) #5...