53

532 66 6
                                    

Kenneth tidak sadar bila dirinya tidur hingga siang hari. Saat ia terbangun, tak ada siapapun disana. Sangat sepi sekali di Paviliun Monza. Lelaki itu segera bangkit kemudian mencari keberadaan Margaret disana.

Margaret sedang menemani Archer bermain di taman siang itu. Walaupun salju terus turun, setidaknya matahari masih bersinar terang. Mereka memang berniat mencari matahari. Jarang sekali matahari muncul ketika musim dingin mendatangi Dakota.

Kenneth segera kembali ke kastilnya begitu ia mendapati Margaret dan Archer ada di bawah. Ia menyuruh pelayan untuk menyiapkan pemandiannya serta makan siang untuk mereka bertiga. Cedric datang di saat yang pas. Lelaki itu bahkan tidak tahu bila semalam Kenneth tidur di kamar permaisurinya.

"Yang Mulia, maaf mengganggu waktumu. Aku membutuhkan persetujuanmu untuk melakukan penambahan panglima baru. Urusan ini sangat mendesak karena musim dingin sudah tiba."

"Akibat kematian Panglima Xavier kemarin ? Kau akan menunjuk siapa setelah ini ?"

"Hadson, dia sangat kompeten, Yang Mulia. Aku sudah mengamatinya selama dua tahun terakhir. Namun tak apa bila kau telah memiliki kandidat lain." Jawabnya hati - hati.

"Aku tidak punya kandidat. Tak apa bila kau memilihnya. Aku sendiri belum pernah menemui catatan buruk tentang Hadson." Kenneth segera membaca berkas tersebut dengan teliti kemudian memberikan tanda tangannya secepat kilat. Lelaki itu beralih begitu saja karena ia harus segera mandi. Melihat Kenneth sedang sibuk membuat Cedric mengundurkan diri dengan cepat.

"Terima kasih, Yang Mulia." Kenneth hanya mengangguk untuk menjawab ucapan Cedric.

***

"Archer, lihat ibu !" Sedetik kemudian tawa Margaret dan Archer mengudara kemana - mana. Margaret meletakkan bola salju di atas kepalanya sembari melangkah hati - hati, berusaha menjaga keseimbangannya.

"Ibu, aku mau !" Archer berusaha menirukan Margaret tetapi karena terlalu sulit, ia lebih memilih mengikuti Margaret sembari menggenggam tangan perempuan tersebut.

"Apa ini ?"

Bola salju yang berada di atas kepala Margaret spontan jatuh ketika ia menoleh dengan spontan. Kedatangan Kenneth berhasil mengalihkan perhatiannya, membuat Margaret tak sadar bahwa bola salju tersebut jatuh tepat di atas kepala Archer sehingga anak itu terlihat seperti sedang dihujani oleh salju. Kenneth tertawa begitu saja melihat Archer yang terkejut sendiri disana.

"Kemarilah, ayo." Margaret membersihkan salju tersebut dari tubuh Archer supaya putranya tersebut tidak kedinginan.

"Ibu, aku melihat ayah tidur di kasurmu tadi. Aku mencium pipi ayah. Ibu tidak ada." Ujar Archer tiba - tiba, membuat Kenneth melirik Margaret untuk melihat respon perempuan tersebut.

"Ibu sudah bangun, Archer. Ayah memang tidur bersamamu semalam." Jawabnya tenang. Sedetik kemudian ia memindahkan tubuh Archer sejenak untuk menyingkirkan salju - salju yang berada di tubuh anak itu.

"Aku ingin tidur bersama ayah dan ibu. Apakah ibu tidak ingin tidur di kamar ayah ?" Tawarnya dengan senyum yang amat lebar. Margaret hanya tertawa ringan sembari menggeleng.

"Musim dingin yang sesungguhnya akan segera tiba. Lebih baik kau bersama ibu karena paviliun ibu sangat hangat."

"Ayah saja yang tidur di kamar ibu." Archer tertawa menatap Kenneth dengan wajah polosnya. Margaret terdiam disana. Ia tak tahu harus berkata apa.

"Ayah akan mengunjungimu sesering mungkin, Archer."

"Ayah akan tidur bersama kita juga."

Suara mereka bersahut - sahutan disana. Awalnya Kenneth merasa bahwa Margaret belum mau berdekatan dengannya sehingga ia lebih memilih menghindar dari pertanyaan Archer. Namun ketika Margaret berkata demikian, perutnya terasa dipenuhi oleh kupu - kupu yang berterbangan. Secara tak langsung ia telah memberi kode kepada Kenneth untuk mendekatinya lagi.

WARM DAYS - United MonarchyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang