Sehari menuju persidangan perceraian kami. Tiba-tiba saja aku mendapat kabar buruk tentang Ibu Baekhyun yang masuk rumah sakit.
Dan, seperti dugaanku. Ibu mertuaku ini amat sangat kepikiran dengan masalah kami sampai mengganggu kesehatannya.
"Aku mohon. Jangan berpisah...,"
Itu yang beliau katakan dalam setengah sadar. Memaksakan matanya demi bisa menatapku yang sekarang datang menjenguknya.
Kutatap Ibuku yang berdiri di sampingku, meminta solusi langkah apa yang harus kuambil karena aku tidak tahu lagi harus meminta bantuan pada siapa untuk menyelesaikan masalahku.
Aku benar-benar sudah putus asa.
Namun Ibuku memberikan tatapan seolah-olah semua tergantung keputusanku.
Tolong. Jangan lakukan ini padaku.
Aku juga butuh keadilan.
Aku juga butuh bahagia.
Tuhan..., Apa yang harus aku lakukan? Aku benar-benar bingung.
Hal yang sama juga dirasakan Baekhyun. Namun persoalannya berbeda. Beliau meminta Baekhyun untuk mengakhiri hubungannya dengan Taeyeon agar lebih fokus mengurusi rumah tangganya. Apalagi aku yang sebentar lagi akan memberikannya seorang keturunan.
Sesulit itu Baekhyun mewujudkan keinginan Ibunya jika dilihat dari caranya yang butuh waktu berpikir.
"Aku menyayangi Ibu. Tentu saja aku akan melakukan apapun demi Ibu."
Aku tidak tahu apakah yang kudengar barusan benar-benar kenyataan atau aku sedang berkhayal.
"Bagaimana denganmu?"
Hingga kemudian nyonya Byun menyadarkanku.
"Dia sudah berjanji akan mengakhiri hubungannya dengan wanita itu."
Kini giliranku yang mengambil keputusan. Semua keluargaku menatapku menunggu jawaban, termasuk Baekhyun.
Aku tidak tahu apakah jawabanku ini sudah benar, yang pasti aku hanya memberi anggukan.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTITLED
Short StorySebut saja cerita tak berjudul. Karena aku bingung judul apa yang tepat untuk menceritakan keseharian kita. Karena semua rasa yang kurasakan terjadi di sini. Mulai dari yang namanya bahagia hingga tersakiti.