Tak Mau Disentuh Olehmu

1.4K 99 30
                                    

Biasanya dia akan memberi kabar sebelumnya jika akan pulang. Tapi malam ini dia datang dengan tiba-tiba.

"Aku bisa merasakan ada yang merindukanku."

Dia melihat perutku dan menyentuhnya.

Pantas saja aku merasa gelisah sejak tadi. Calon bayi kami merindukan Ayahnya.

"Kira-kira anak kita akan mirip denganku atau kamu ya?"

Dia terus bicara. Sementara aku hanya menatapnya.

Harus kuakui aku bahagia dengan sikapnya yang seperti ini sampai-sampai aku lupa sering disakiti.

"Kau akan pergi lagi?" Aku bicara.

"Tidak. Aku mau temani kamu malam ini. Aku merindukan kalian. Terutama kamu." Sebagai bukti dia mencium punggung tanganku berkali-kali dengan penuh penghayatan. "Aku akan mandi. Tolong siapkan air hangat ya." Dengan wajah letih dia meninggalkan kecupan di pelipisku sebelum menuju ke kamar.

Aku harus sadar. Bahwa sikapnya yang seperti ini hanya sementara. Jadi, aku jangan sampai lemah.

"Sayang, kau sedang apa?"

Dia tampil dengan baju santai. Rambutnya yang setengah kering karena sehabis mandi membuatku lupa diri.

"Aku di sini. Jadi tolong tinggalkan itu."

Dia protes melihatku lebih menyibukkan diri di dapur.

"Aku pikir kamu ingin dibuatkan sesuatu?"

Dia menggeleng seraya mendekat, menggendongku seperti pengantin. "Aku butuh istriku sekarang. Bukan yang lain."

Aku tahu, dia menginginkannya. Dan aku tidak menolak saat dia mencium bibirku begitu kami sudah di tempat tidur. Namun aku mencegah tangannya yang ingin membuka kancing bajuku.

"Aku sedang tidak ingin," kataku.

"Tapi aku ingin."

"Minta saja padanya." Aku sengaja bersikap asing. Dan itu membuat Baekhyun menatapku lama.

"Dia bukan istriku. Dan aku pernah bilang tidak akan melakukan hal lebih."

"Kenapa? Baekhyun, jika kamu ingin menjadi suami sekaligus ayah yang baik, jangan setengah-setengah."

"Rupanya kamu tidak tahu arti mensyukuri apa yang ada."

"Apa? Jadi menurutmu tidak ada yang salah dari perbuatanmu?"

"Aku tidak bilang begitu. Dan aku minta jangan bahas ini lagi."

"Baiklah. Aku juga tidak mau di sentuh olehmu, jika masih ada dia di antara kita."

Dia bangkit menatapku. Ada kekecewaan di wajahnya.

"Baik. Aku tidak akan menyentuhmu lagi."

Aku berharap dia akan mengatakan mau berubah atau akan memperbaiki semuanya. Namun dia lebih memilih mempertahankan perselingkuhan ini.

Lalu pada saat dia pergi menuju pintu, aku berlari memeluknya dari belakang.

Bukan ini yang aku mau.
Sungguh bukan ini.

"Sampai kapan kamu akan seperti ini? Kau tidak kasihan padaku? Ayolah, Baekhyun. Kumohon hentikan semua ini. Ini salah. Ini tidak benar."

Aku menangis.

Pada saat dia menyingkirkan tanganku dari pinggangnya, aku tetap menahan kepergiannya. Bahkan menangkup wajahnya agar dia lihat betapa memohonnya aku sekarang.

"Aku akan melakukan apapun agar kamu hanya mencintaiku. Sekarang katakan kamu ingin aku bagaimana? Aku tidak rela jika ada orang ketiga di antara kita. Cukup aku saja dalam hatimu, Baekhyun. Cukup aku saja."

Aku menyedihkan.
Aku sakit.
Aku geram.
Aku sungguh akan gila.

Dan semua yang kukatakan benar, hanya sia-sia. Dia tetap meninggalkanku setelah mengatakan,

"Lupakan saja."

Dengan mudahnya.

UNTITLEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang