Statusmu sebagai Superstar membuatku jaga sikap. Itu sebabnya aku menahan diri agar tidak sampai mengeluarkan kata-kata kasar karena menghargaimu.
Percayalah. Kejatuhan imej tidaklah menyenangkan.
Tapi...
"Tunggu dulu."
Sangat sadar tanganku kini menahan kepergianmu.
Di situ kamu tersenyum bangga. "Aku tahu kamu akan melakukan ini."
Sedang aku tersenyum mengasihi. "Tidak. Kamu salah. Bukan itu yang ingin kukatakan. Aku hanya ingin bilang, pergi saja. Dan jangan pernah kembali. Kuharap ini terakhir kali kita berhadapan. Aku tidak membutuhkanmu lagi. Aku sudah menghapusmu dari seluruh ingatanku. Kamu pernah bilang jika kamu ingkari janji tidak bisa menjaga hatimu, maka aku boleh melakukan apapun yang aku mau. Sekarang giliranmu, tolong hargai keputusanku."
Reaksimu sungguh datar mendengarku berujar.
Aku bisa menghitung berapa banyak menit yang kamu habiskan terdiam membeku.
Sungguh. Wajahmu memucat.
Aku akan merasa bangga jika berhasil membuat seorang Byun Baekhyun menderita.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTITLED
Short StorySebut saja cerita tak berjudul. Karena aku bingung judul apa yang tepat untuk menceritakan keseharian kita. Karena semua rasa yang kurasakan terjadi di sini. Mulai dari yang namanya bahagia hingga tersakiti.
