Mata ini lelah karena menangis untukmu tiap malam.
Kau menyadari itu.
"Kau sakit?"
Secara perlahan, sentuhan tangan yang sudah lama tidak kurasakan kini mengelus daerah mataku yang sembab.
Aku tersenyum separuh dengan gelengan. "Aku baik-baik saja."Aku berbohong.
Aku yang memulai pelukan ini dan mengatakan aku merindukanmu.
Ajaibnya, kejadian yang sempat menghancurkan perasaanku kemarin kini terobati hanya dengan hal yang sederhana.
Tak heran bagaimana aku begitu gila terhadapmu.
Atau... aku yang terlalu lemah?
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTITLED
Short StorySebut saja cerita tak berjudul. Karena aku bingung judul apa yang tepat untuk menceritakan keseharian kita. Karena semua rasa yang kurasakan terjadi di sini. Mulai dari yang namanya bahagia hingga tersakiti.