Memang Budak Cinta

823 90 11
                                    

Kita melewati malam dengan sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kita melewati malam dengan sempurna. Membicarakan hal-hal yang baik hingga pagi menyapa. Di dalam balutan selimut kita berbaring berhadapan, saling memandangi disertai senyuman. Dan aku teringat akan sesuatu. Bukan maksudku merusak moment ini. Hanya saja ini saat yang tepat untuk membicarakannya.

"Aku ada pertanyaan."

"Apa?"

"Tapi sebelum itu. Kau harus jawab dengan jujur."

"Apa aku pernah bohong?"

Aku tersenyum ragu. Namun kita masih saling menyikapi agar moment ini tidak sampai menuju pada pertengkaran.

"Kemarin malam usai kita bicara di telepon. Kau sedang berada di mana?"

"Di ruang latihan."

Suaramu teramat lembut. Selembut sentuhanmu semalam. Namun aku gagal terpesona karena baru saja kau berbohong.

"Sekarang, kau berbohong."

Senyumanmu seolah berusaha ingin menghipnotisku. "Jika aku bohong, katakan bagaimana yang sebenarnya."

Sikap kita seperti sedang mendrama. Tentang siapa yang paling hebat mendalami perannya.

Aku berusaha untuk tidak menaiki nada suaraku satu oktaf pun. "Aku melihat mobilmu. Aku melihat kalian berdua di dalam sana."

Kau tau siapa yang kumaksud. Dan itu tiba-tiba membuat senyumanmu pudar.

"Kau yakin itu aku?"

"Iya."

Sekarang kita saling pandang tanpa ekspresi.

"Kalau kau yakin, kenapa tidak langsung menghampiriku? Biar kau tidak terbebani oleh rasa penasaranmu itu."

"Dan jika aku benar?"

".........."

Aku tersenyum miris. "Kau tidak bisa menjawabnya karena aku benar 'kan?"

"Kau salah. Justru karena aku tidak merasa seperti apa yang kau tuduh, aku rasa aku tidak perlu menjawabnya."

Kau tersenyum manis melihatku yang membisu, seolah aku telah salah paham di sini.

"Baekhyun...."

Aku tak bisa bicara apa-apa saat bibirmu mengunci rapat bibirku.

"Jika kau ingin hubungan kita baik-baik saja. Tolong singkirkan pikiran burukmu tentangku. Dengan siapapun aku dekat selama ini. Aku hanya akan mempertahankanmu." Kau mendaratkan kecupan lama di keningku. Memperlakukanku dengan sangat lembut. "Suasana hatiku sedang kacau. Jadi aku akan keluar."

Begitu caramu menghindariku.

Dia memiliki banyak kelebihan untuk bisa membuatku tunduk.

Apa bisa aku membenci pria ini?

UNTITLEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang