"Aku hanya akan memohon sekali."
Aku sadar aku sedang mengemis.
"Jika tiak mau ini terjadi. Harusnya kamu tidak melakukannya."
"Kalau begitu lepaskan pertahananmu. Aku bertahan karena kamu. Aku ingin pergi. Aku mau mengakhirinya jika kamu ingin aku pergi."
Caramu menghindari mataku. Kamu pasti sudah tidak menginginkanku lagi.
Kamu menyingkirkan tanganku lalu pergi tanpa alasan yang pasti.
Aku anggap itu adalah jawaban bahwa aku sudah tidak lagi berarti.
Apa ada orang tersakiti minta izin untuk meninggalkan?
Hanya orang bodoh sepertiku yang melakukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTITLED
Short StorySebut saja cerita tak berjudul. Karena aku bingung judul apa yang tepat untuk menceritakan keseharian kita. Karena semua rasa yang kurasakan terjadi di sini. Mulai dari yang namanya bahagia hingga tersakiti.