"Siapa?"
Dari pertanyaannya, Taeyeon terlihat berpikir sekaligus terkejut melihat kedatanganku malam-malam begini melalui sebuah monitor. Terkejut mungkin karena ada seseorang yang mengetahui kediamannya.
"Ini aku."
Begitu aku membawa-bawa nama Baekhyun, dia baru membuka pintu. Dari tatapannya, aku yakin dia telah mengingat dimana pernah bertemu denganku.
"Masuklah."
"Tidak perlu. Aku datang kemari hanya ingin menyampaikan sesuatu."
"Aku tahu apa yang ingin kamu sampaikan. Sebelumnya aku sudah menduga ini akan terjadi."
Sekarang aku yang bingung.
"Aku tidak merebut Baekhyun darimu. Apalagi berniat menghancurkan rumah tangga kalian. Bahkan aku menjauhinya agar dia tidak menemuiku lagi. Aku sebisa mungkin membuatnya agar benci padaku. Aku sudah berusaha semampuku. Tapi tidak semudah itu membuat Baekhyun menyerah. Aku tidak tahu lagi harus berbuat apa."
Semakin banyak aku mendengar pengakuan wanita itu, dadaku semakin sesak. Sebegitu cintanya dia pada wanita ini?
Bagaimana bisa dia menyetarakan derajatku dengan wanita lain?!
Aku tahu sikapku sangat lancang ketika main masuk dengan menabrak sebelah bahunya tanpa sengaja. Aku menuju kemana otakku membawa langkah kakiku. Dan kamar Taeyeon adalah tujuan utama. Di lemari tersimpan rapih pakaian Baekhyun, juga sebingkai photo mesra kebersamaan mereka di atas buffet. Saat aku menuju Toilet, di situ terdapat sikat gigi couple.
Seketika daya tubuhku menurun drastis. Aku yang nyaris pingsan segera ditangkap oleh Taeyeon yang sejak tadi mengekori langkahku. Dan secepatnya aku menjaga jarak darinya dengan berkata bahwa aku baik-baik saja.
Setelah mengetahui semua ini, aku langsung pergi dari tempat itu.
Aku marah, kecewa, jengkel, sedih, tersakiti, dan stres. Semua perasaan ini sedang menguasaiku yang sekarang berada di sebuah bar. Minum-minum merupakan satu cara untuk memenangkan pikiranku.
Bahkan aku tidak berpikir bagaimana resiko yang terjadi pada janin diperutku. Jika aku peduli, aku tidak akan melakukan ini.
Hingga yang terjadi, perutku sakit bersamaan dengan kepalaku yang ingin meledak, serta akal sehatku yang runyam, sebelum semua menjadi gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTITLED
Short StorySebut saja cerita tak berjudul. Karena aku bingung judul apa yang tepat untuk menceritakan keseharian kita. Karena semua rasa yang kurasakan terjadi di sini. Mulai dari yang namanya bahagia hingga tersakiti.