Pangkuanku menjadi sandaran kepalamu. Dengan wajah letih bagai frustasi kau bercerita. Katamu ada banyak hati yang terluka perkara tuntutan pekerjaanmu. Dan yang kau takutkan, mereka membencimu serta mengolong-olok meski tidak semuanya.
Aku salah kira. Berpikir bahwa kau senang berada di posisi di mana kau mencium si wanita. Kenyataannya kau merasa tertekan juga.
"Apa yang harus kulakukan?"
"Seiring berjalannya waktu, dengan sendirinya mereka akan mengerti. Percayalah, Baek. Mereka tidak membencimu. Hanya saja iri karena tidak dapat menempati posisi itu. Bagiku itu wajar saja. Mereka harus tau, bahwa menjadi idola tidak semenyenangkan seperti yang mereka pikirkan."
Walau kenyataan aku selalu bisa berada di posisi tersebut, tetap saja aku salah satu dari si iri itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTITLED
Short StorySebut saja cerita tak berjudul. Karena aku bingung judul apa yang tepat untuk menceritakan keseharian kita. Karena semua rasa yang kurasakan terjadi di sini. Mulai dari yang namanya bahagia hingga tersakiti.