Sadar-sadar, aku sudah berada di rumah sakit dan di kelilingi oleh Ibuku, orang tua Baekhyun, dan seorang Dokter.
"Kau membuat kami semua khawatir!" Nyonya Byun tampak sangat cemas.
"Apa yang membuatmu melakukan ini? Kau hampir saja membunuh bayimu!" Ibuku marah, namun beliau terlihat lebih khawatir.
"Baekhyun sedang dalam perjalanan." Tuan Byun memberitahu kami semua setelah selesai mengecek ponselnya.
Aku ingin memanipulasi keadaanku yang sedang kacau dengan bersikap tidak ada yang terjadi. Tapi aku terlanjur kecewa dan lelah. Jadi aku hanya diam.
Saat Baekhyun tiba, entah apa yang sedang mereka semua bicarakan di sana. Yang pasti orang tua kami pulang lebih dulu, meninggalkanku dengannya di sini.
Aku duduk bersandar di ranjang dengan pandangan lurus ke seprai. Bisa kulihat Baekhyun melangkah kemari.
"Dokter bilang kau boleh pulang. Semuanya baik-baik saja."
Bukan ucapan Baekhyun yang sedang aku fokuskan, melainkan pembicaraan terakhirku dengan Taeyeon sebelum aku benar-benar pergi.
"Aku punya satu pertanyaan. Apa kalian melakukannya?"
Taeyeon terlihat gelisah. Wajahnya kaku.
Baik. Itu cukup menjadi jawabannya.
Tidak mungkin mereka tidak melakukannya jika tinggal satu rumah hingga berbagi tempat tidur. Hanya saja, aku tidak terima kenyataan seperti ini!
Air mataku jatuh membayangkannya.
"Kenapa kau pergi ke sana?"
Alih-alih Baekhyun memihakku, dia malah memberi pertanyaan seperti itu. Kenapa?! Agar dia tidak perlu melihatku semenyedihkan ini?!
"Baekhyun... Kesabaranku hanya sampai di sini." Aku mengusap air mataku lalu menatapnya. "Aku ingin bercerai."[]
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTITLED
Short StorySebut saja cerita tak berjudul. Karena aku bingung judul apa yang tepat untuk menceritakan keseharian kita. Karena semua rasa yang kurasakan terjadi di sini. Mulai dari yang namanya bahagia hingga tersakiti.