Aku pergi ke rumah orang tua Baekhyun. Dan memberi mereka kejutan.
"Bercerai?"
Keduanya syok hebat.
"Iya. Dan persidangannya 3 hari lagi. Tolong, bicaralah pada Baekhyun agar segera menandatangani surat itu."
"Kenapa sampai bercerai?" Ayah mertuaku bertanya.
"Kalian berjanji akan bicara pada Baekhyun agar berhenti. Aku pikir aku bisa mengandalkan kalian. Karena itulah... Baekhyun sampai tidur dengan wanita lain."
Tenggorokanku sakit karena mencoba menahan agar tidak menangis. Pengkhianatan seperti ini membuatku sulit melupakannya.
"Tidak. Kami sudah bicara pada Baekhyun. Ya ampun, kenapa masalahnya jadi sebesar ini?" kata Nyonya Byun.
"Masalahnya sudah besar saat aku memberitahu kalian Baekhyun punya wanita lain. Siapa yang sanggup bertahan dengan suami yang berselingkuh?"
"Tolong. Jangan dulu mengambil keputusan untuk bercerai. Kita semua akan bicarakan ini kembali bersama Baekhyun. Aku mohon, aku akan pastikan Baekhyun akan mengakhiri hubungannya dengan wanita itu. Aku akan membuat Baekhyun menyesali perbuatannya. Ibu mohon, cabut gugatanmu. Kami tidak setuju kalian sampai bercerai!"
Ketika Nyonya Byun bilang agar aku mencabut gugatan itu, rasanya aku ingin tertawa lantang, di samping itu, aku ingin menangis, dan juga hampir gila.
"Aku tidak punya lagi kesempatan untuk diberikan padanya. Kalaupun ada. Itu akan bertentangan dengan perasaanku. Aku sudah tidak memiliki perasaan apapun lagi padanya. Kaca yang sudah retak, tidak bisa diperbaiki lagi."[]
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTITLED
Short StorySebut saja cerita tak berjudul. Karena aku bingung judul apa yang tepat untuk menceritakan keseharian kita. Karena semua rasa yang kurasakan terjadi di sini. Mulai dari yang namanya bahagia hingga tersakiti.