Tuan Bunglon

751 71 34
                                    

Masih di fase yang sama.

Terkait melumpuhkan ingatan.

Kupikir ini hanyalah halusinasi tingkat tinggi di mana sepasang tangan melingkar di pinggangku dari belakang.

Tidak ada yang berani melakukan ini selain kamu.

Hanya saja yang membuatku bertanya, kenapa kamu tiba-tiba jadi semanis ini?

"Selamat ulang tahun."

Aku berani bersumpah. Sedikitpun tidak terbayang kamu akan mengingat hari ulang tahunku. Aku sendiri malas mengingatnya karena terlalu sibuk memikirkan masalah kita.

"Baekhyun..."

"Sssttt! Simpan dulu kalimatmu."

Kamu menarik tanganku untuk menuju ke sebuah ruangan.

Ruangan yang didekorasi sempurna dengan warna cahaya remang-remang. Tidak lupa sebuah meja yang di hiasi kue ulang tahun rasa coklat kesukaanku, minuman anggur merah, serta lilin untuk menambah kesan romantis.

Aku tidak bisa berbohong untuk menilai semua ini terlalu indah.

Tapi tetap saja bukan ini alasan aku akan luluh begitu mudah.

Jika kamu melakukan ini untuk memperbaiki suasana hatiku. Maka usahamu hanya sia-sia saja.

"Apa maksud semua ini?"

"Tentu saja merayakan ulang tahunmu."

Senyumanmu terlihat tulus. Apakah Nyonya dan Tuan Byun tidak memberitahumu bahwa kita sudah berakhir?

"Kau tidak perlu repot-repot Baekhyun."

"Sama sekali tidak merepotkan. Setiap tahun aku melakukan ini kan? Kemari."

Aku menolak dengan gelengan. Sementara kamu masih mepertahankan senyuman itu.

Aku merasa kamu berusaha membuatku gila dengan mempengaruhi kerja otakku. Karena sekarang aku amat sangat bingung dengan kelakuanmu yang berubah-ubah.

Rasanya aku sedang berhadapan dengan orang yang berbeda-beda di lain situasi.

"Ayo kemari."

Selembut apapun sikapmu. Aku tetap menolak.

"Aku tahu kamu masih marah."

"Kuharap kamu juga tahu bahwa kita-"

"Berakhir. Ya, aku tahu."

"Lalu kenapa kau di sini?"

"Memangnya tidak boleh aku mengunjungi mantan pacarku?"

Alih-alih mengaku salah atas perbuatanmu. Kamu malah bersikap egois.

"Aku tidak mau melihatmu."

Kenapa? Kenapa kamu tersenyum? Apa pernyataanku terdengar lucu?!

"Seorang seperti kamu bisa menolakku? Kamu tidak akan mampu melakukannya. Ayolah. Tiup lilin dan potong kue. Lalu kita berdansa."[]

Luluh jangan? 😌😌😌

UNTITLEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang