"Kamu lupa? Aku bukan lagi Byun Baekhyun seperti 12 tahun yang lalu.""Tentu saja aku lebih suka kamu yang dulu. Di mana kamu belum mahir cara mematahkan hatiku."
Braaakkk
Lemari pakaian yang ia buka sengaja ditutup dengan cara sedikit membantingnya. Selalu begini, jika ingin marah, ia akan melampiaskannya pada benda mati. Dan aku akan tersentak kaget bila tidak mempersiapkan diri seperti saat ini.
Emosinya mudah tersulut akhir-akhir ini. Mungkinkah dia mulai sadar diri?
"Minggu depan aku akan ikut denganmu mengecek kandungan." Ia berkata seraya melepas pakaian menghadap lemari.
"Tidak perlu...."
Ku dengar decakan tertahan darinya dan menoleh padaku. Tatapannya sudah memberitahuku betapa ia habis kesabaran.
"Apa maumu, yn? Bukankah kita begini untuk memperbaiki segalanya? Kenapa kamu malah ingin merusaknya?"
Aku bertanya-tanya.
Apa yang sedang kami perbaiki?
Masih bisakah utuh seperti dulu lagi?
"Aku benci orang yang tidak bisa konsisten," lanjutnya, memerangi keteguhan yang coba ku pertahankan.
"Aku sudah berusaha, Baekhyun. Tapi, aku tidak melihat kamu benar-benar melakukannya. Sebab, tatapanmu mengatakan ada hal lain."
Dia memandang jengah ke arah lain dan tersenyum getir, lalu kembali lagi berfokus padaku. "Jadi, kamu mau aku membuktikannya dengan cara seperti apa? Haruskah kita bercinta? Ayo, aku akan memuaskanmu demi membuktikan kesungguhanku."
Kepalaku menggeleng-geleng tak paham dengan jalan pikirannya. Dan ku putuskan untuk berlalu sebelum aku akan gila bila terlalu lama berada bersamanya.
***
Aku takut scene ini gak ada di 'Untitled 2' nanti,, jadi aku titip dulu di sini yaa....
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTITLED
Short StorySebut saja cerita tak berjudul. Karena aku bingung judul apa yang tepat untuk menceritakan keseharian kita. Karena semua rasa yang kurasakan terjadi di sini. Mulai dari yang namanya bahagia hingga tersakiti.