4. Empat

127K 12.3K 481
                                    

~Happy reading~


"Lo gila karena cinta, Aurel"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo gila karena cinta, Aurel"

Setelah mengatakan itu, Felicia pun menghapus seluruh chat yang kirimkan oleh Aurel. Tak lupa juga ia memblokir dan menghapus nomor tersebut.

"Nomor nggak penting" celetuk nya.

Gadis itu menaruh kembali handphone tersebut di atas meja belajar. Ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi yang berada dikamar ini.

"Badan gue lengket banget, mandi dulu deh" ucapnya lalu masuk kedalam sana.

Beberapa saat kemudian Felicia keluar dari kamar mandi dengan menggunakan bathrobe berwarna biru muda. Rambutnya yang sebatas bahu tampak basah, sepertinya ia baru saja keramas.

Felicia berjalan menuju lemari yang berada di samping meja belajar dan membukanya. Matanya lagi-lagi membulat saat menemukan banyaknya baju berwarna cerah dengan model yang menurutnya kurang bahan. "Astaga" ucapnya lalu mengusap wajah nya kasar.

'Apakah Aurel memang selalu menggunakan baju seperti ini? Dan apakah tidak risih?' Batin nya menangis.

Ia pun menggeser baju-baju tersebut guna mencari baju yang lebih tertutup dan berwarna gelap. Dan akhirnya ia menemukannya, terdapat beberapa baju Hoodie dan celana training yang berada di tumpukan paling belakang dan paling bawah. Padahal menurut nya, lebih nyaman menggunakan Hoodie daripada baju yang terbuka.

Tak menunggu waktu lama ia pun langsung menggunakan Hoodie berwarna hitam dan celana training berwarna putih, Hoodie itu terlihat kebesaran ditubuhnya sehingga sedikit menenggelamkan badannya. Ia sendiri tak ambil pusing akan hal itu, yang terpenting dirinya hangat!

Setelah itu Felicia berjalan menuju ranjang King size berwarna putih dikamar itu. Dia menaikinya dan merebahkan diri di atas ranjang. Matanya menatap langit-langit kamar dengan pikiran yang berkecamuk.

"Kira-kira setelah gue masuk kesini, alur nya bakal berubah nggak ya?" Felicia bertanya pada dirinya sendiri.

Gadis itu mengangguk kecil, "semoga aja berubah supaya gue bisa memperbaiki akhir cerita sang antagonis ini" ia tersenyum kecil.

"Gue nggak terima disaat protagonis wanita mendapatkan hidup yang sempurna, sedangkan antagonis wanita harus menanggung beban dan tidak pernah mendapatkan kebahagiaan semasa hidupnya. Bahkan sampai dirinya meninggal"

Felicia berdecak kecil lalu mulai memejamkan matanya.

"Gue mau tidur dulu deh, capek"

Aurel's Life Transmigration ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang