40. Empat puluh

38.4K 3.7K 55
                                    

~~~

Assalamualaikum semua!

~~~

~Happy reading~


~Happy reading~•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kriett..

"ASTAGHFIRULLAH AUREL! KOK KAMARNYA BANYAK DARAH KAYAK GINI?"

Zellyn berteriak panik saat melihat kondisi lantai ruangan Aurel yang penuh dengan darah yang berceceran. Wanita itu segera berlari menghampiri ranjang Aurel lalu meraih tangan kanannya.

"Kenapa tangannya berdarah gini?" Tanyanya khawatir. Dia lantas mengeluarkan sebotol minum air putih dari kantung plastik yang dibawanya. Dengan hati-hati Zellyn mulai membilas tangan Aurel yang kini penuh dengan darah yang hampir mengering menggunakan air putih itu.

Sementara Aurel hanya memperhatikan kegiatan tantenya tanpa mengatakan apapun. Matanya melirik seprai putih dibawahnya yang sekarang mulai basah karena terkena air yang bercampur darah miliknya.

"Tante, seprainya basah." Ucapnya saat melihat sang Tante yang sibuk mengusap tangannya tanpa menghiraukan seprainya yang basah.

"Biarin aja, nanti biar Tante yang ganti. Sekarang jawab Tante dulu, kenapa tangannya bisa berdarah gini? Dan kenapa infusnya bisa lepas?" Zellyn kembali bertanya tanpa menatap Aurel yang kini seperti bingung harus menjawab bagaimana.

Apakah dia harus mengatakan kejadian yang sebenarnya?

"Ngga kenapa-kenapa kok, Tante tenang aja."  Ujarnya santai seolah memang tidak terjadi apapun. Hal itu membuat Zellyn menatap curiga pada keponakannya ini.

"Nggak usah ngelak kamu! Jelasin!"

Aurel menghela nafas pelan, "Iya ya, jadi, tadi itu ada satu perawat yang masuk ke sini, dari gerak-geriknya itu kelihatan mencurigakan banget, soalnya dia diem aja nggak ngomong apa-apa. Sampai dia berdiri di samping aku, dia tetep diem, dan tiba-tiba aja dia ngeluarin suntikan sama botol kecil yang isinya cairan gitu.."

"Karena tindakannya makin mencurigakan, jadi aku nyingkirin kantung infusnya dari jangkauan perawat itu. Dan Tante tau? Waktu aku ancam bakal laporin ke polisi, dia panik dan langsung ngeluarin pisau kecil dong dari saku bajunya. Dia juga sempet nyerang aku dan ya, lengan aku ke sayat cukup dalem." Terangnya sambil menunjuk luka sayat yang ada di lengan kanannya.

"Terus, selanjutnya gimana?" Tanya Zellyn penasaran. Disaat telinganya sibuk mendengarkan penjelasan Aurel, tangannya kini sibuk mengobati luka gadis itu menggunakan Betadine serta kapas. Dirinya juga sesekali mendengar ringisan pelan yang dikeluarkan Aurel yang mungkin merasakan perih karena lukanya masih baru.

Aurel's Life Transmigration ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang