~Happy reading~
•
•
•"Mah! Aku minta tolong banget sama mamah, stop buat ngacauin kehidupan Aurel! Dia nggak salah sama sekali!" Ucap seorang gadis tepat dihadapan wanita yang ia panggil 'Mamah.'
Sedangkan wanita itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, senyum sinis terpatri di bibirnya. "Dia tetap harus mendapatkan penderitaan didalam hidupnya. Baik itu penderitaan kecil ataupun besar."
"Mah, harus berapa kali aku kasih tau ke mamah. Aurel nggak ada hubungan apapun dengan masa lalu mamah dan kedua orangtuanya, jadi jangan lampiaskan kemarahan mamah ke orang yang nggak bersalah sama sekali!"
"Anak sialan itu terlahir dari rahim Dania! Jadi, mau tidak mau dia harus bisa menanggung kesalahan kedua orangtuanya, terutama kesalahan mamah nya."
Gadis sekaligus anak tunggal dari wanita itu menggeleng pelan, "mamah terlalu terobsesi sama Om Revan! Dan itu ngebuat mamah menutup mata atas semua kenyataan yang sudah terjadi. Karena obsesi itu juga, mamah menutup mata dan telinga atas kesalahan yang mamah buat."
"Mama sudah melakukan hal yang benar, Fania! Anak itu memang pantas mendapatkan semua penderitaan yang Mama kasih ke dia!"
Fania menatap kecewa pada Mama nya, ia tidak pernah menyangka jika orang tua yang selama ini merawat dan menjaganya bisa berubah menjadi iblis hanya karena obsesi.
"Aurel udah terlalu banyak menanggung beban mah, tolong jangan bikin hidupnya lebih menderita. Dia berhak bahagia!"
Adhara–wanita sekaligus Mama dari Fania itu berdecih, "semua itu nggak ada bandingannya sama apa yang udah Mama alamin selama ini!"
"Kalau memang Mama dendam sama anak-anak yang lahir dari rahim Tante Dania, kenapa Mama nggak bikin kedua abangnya Aurel ikut menderita? Kenapa cuma Aurel yang Mama siksa?"
"Karena anak itu mewarisi 97% dari diri Dania. Baik wajahnya, tubuhnya, dan juga sifatnya. Apalagi satu bulan terakhir ini sifatnya berubah drastis, dan perubahan itu membuatnya semakin mirip dengan Dania. Dan setiap Mama ngeliat anak itu, Mama seolah-olah sedang melihat Dania versi muda. Dan Mama benci itu!"
"Mama benar-benar berubah. Aku, udah nggak bisa ngeliat Mama ku yang dulu lagi. Mama hilang akal hanya karena dendam dan obsesi." Ucap Fania sendu.
"Tidak baik berbicara seperti itu dihadapan ibumu sendiri, Fania." Suara bariton seseorang dari belakang Fania membuatnya berbalik.
"Uncle Edward?"
Pria itu mengangguk. "Kenapa uncle ada disini?" Tanya gadis itu.
"Tentunya untuk membahas suatu hal dengan ibumu." Jawab Edward santai. Kakak laki-laki dari Adhara itu terlihat masih bugar di umurnya yang sudah menginjak kepala empat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurel's Life Transmigration ( END )
FantasyThis is my first story. So, aku minta maaf kalau ceritanya nggak sesuai dengan ekspetasi kalian. [ Kalian bisa baca bio ku dulu sebelum baca ceritanya ya. Setelah itu terserah kalian mau baca atau ngga. ] ~~~ Heart's Owner, sebuah novel yang saat i...