This is my first story. So, aku minta maaf kalau ceritanya nggak sesuai dengan ekspetasi kalian.
[ Kalian bisa baca bio ku dulu sebelum baca ceritanya ya. Setelah itu terserah kalian mau baca atau ngga. ]
~~~
Heart's Owner, sebuah novel yang saat i...
Sebenarnya sekarang masih termasuk sore menurut aku, tapi gapapa deh update sekarang. Hehe
***
~Happy reading~ • • •
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Motor hitam milik Kenzo berhenti tepat di halaman rumah keluarga Deandra, pemuda berparas tampan itu melepaskan helm miliknya dan menerima helm yang disodorkan oleh Aurel. Matanya terus memperhatikan Aurel yang sedang merapihkan rambutnya. Ia tidak turun, dan masih tetap duduk di atas motornya.
Setelah memastikan rambutnya rapih, Aurel memandang heran ke arah Kenzo yang sedang memperhatikan dirinya. "Makasih" ucapnya lalu berbalik badan.
Langkahnya terhenti kala merasakan ada cekalan di tangannya, membalikkan badan dan memandang datar pemuda didepannya.
"Besok gue jemput" Kenzo berkata tanpa melepaskan cekalan di tangan Aurel.
Aurel mengangkat sebelah alisnya, "gue bisa berangkat sendiri"
"Gue nggak nerima penolakan, Aurel!"
Menghela nafas pelan lantas Aurel mengangguk, "terserah, sekarang lepasin tangan Lo" ucapnya sambil melirik tangan milik Kenzo yang masih bertengger manis di pergelangan tangannya.
Kenzo mengangguk, ia melepaskan tangannya dan membiarkan Aurel masuk tanpa berkata apapun lagi. Setelah memastikan Aurel masuk, ia kemudian menghidupkan motornya dan pergi dari sana.
***
Ketika Aurel memasuki rumah, ia melihat keadaan rumah yang bisa dibilang cukup sepi. Gadis itu hanya acuh dan berjalan menuju kamar. Lagi pula bukan urusan nya jika semua orang pergi dari sini.
Setelah sampai di kamar, Aurel langsung mengganti pakaiannya dan membereskan seragam sekolah nya.
Gadis cantik itu merebahkan tubuhnya di kasur empuk miliknya, hari ini adalah hari yang sangat melelahkan. Tubuhnya kelelahan seakan-akan tidak ada lagi tenaga, dan suaranya seperti hilang karena terlalu banyak berbicara disekolah tadi. Baiklah, itu cukup berlebihan mungkin.
Aurel menutup matanya saat merasakan kantuk mulai menyerang dirinya. Istirahat sebentar tidak ada salahnya bukan?
"Hari yang melelahkan"
Tidak lama kemudian nafas gadis itu mulai teratur, ia sudah menyelam ke dalam mimpi dengan mudahnya.