~Happy reading~
•
•
•Untuk yang kesekian kalinya, Aurel menghela nafas bosan. Entah sudah berapa lama dirinya terkurung sendirian didalam ruangan ICU ini. Tadinya, masih ada papa Aurel serta tante Zellyn yang menemaninya disini, tapi sekarang, keduanya sudah pulang karena suatu urusan.
Kepalanya tertunduk, ia menyingkap selimut putihnya guna melihat kondisi kakinya yang saat ini masih dilapisi dengan perban. Ia terkekeh kecil.
"Kenapa nggak langsung mati terus pindah, sih? Dikira nggak sakit apa cedera begini. Mana nggak bisa keluar buat jalan-jalan, mati kutu gue disini." Keluhnya frustasi.
Tak lama kemudian terdengar getaran yang berasal dari gawainya yang terletak di atas nakas. Tangannya terulur mengambil benda tersebut. Keningnya mengerut saat mendapati nomor tak dikenal terpampang jelas dilayar handphonenya.
Jarinya bergerak menggeser ikon hijau lalu menempelkan benda pipih tersebut ditelinga kiri. Dia tidak mengatakan apapun, hanya terdiam untuk menunggu seseorang diseberang sana berbicara.
"Bagaimana dengan kejutan yang ku berikan? Kau senang?"
Kerutan pada keningnya semakin dalam saat mendengar suara wanita diseberang sana. Beberapa kali juga dirinya sempat mendengar suara tawa yang entah dikeluarkan oleh siapa.
"Apa maksud anda?"
"Oh, ayolah. Kau tidak curiga dengan rem motor mu yang tiba-tiba saja rusak?" Suara wanita itu terdengar meremehkan.
"Curiga. Dan biar saya tebak, anda pelakunya?"
"Right, tapi tebakan mu sedikit melenceng, aku tidak melakukannya, tapi menyuruh seseorang untuk merusaknya."
Aurel mengangguk pelan, meskipun hal itu tidak dapat dilihat oleh seseorang diseberang sana. "Kalian sama saja, sama-sama pengecut karena bermain dibelakang. Kenapa? Anda takut merasa kalah jika bermain dihadapan saya langsung?" Gadis itu tertawa meremehkan.
"Ck, kau sangat sombong, gadis kecil. Tenang saja, sebentar lagi kita akan saling bertemu secara langsung."
"Akan saya tunggu."
"Ah, ya, bagaimana kondisimu? Belum mati, kan?"
Aurel merotasikan matanya malas. "Jika saya sudah mati, lantas siapa yang berbicara dengan anda saat ini? Arwah?" Nadanya kali ini terdengar sedikit jengkel.
"Aha, baiklah, aku hanya memastikan. Jaga dirimu supaya aku bisa melihatmu secara sehat."
"Jika anda lupa, anda lah yang membuat saya harus terkurung di rumah sakit saat ini."
"Anggap saja hadiah perkenalan, hadiah yang bagus bukan?"
"Sangat bagus, sampai rasanya saya ingin menguliti tubuh anda saat ini juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurel's Life Transmigration ( END )
FantasyThis is my first story. So, aku minta maaf kalau ceritanya nggak sesuai dengan ekspetasi kalian. [ Kalian bisa baca bio ku dulu sebelum baca ceritanya ya. Setelah itu terserah kalian mau baca atau ngga. ] ~~~ Heart's Owner, sebuah novel yang saat i...