20. Dua puluh

73.2K 7.3K 304
                                    

~Happy reading~


~Happy reading~•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini.... Teror?"

Tatapan Aurel berubah datar saat melihat isi dari kotak tersebut. Seekor tikus berukuran sedang dengan luka sayatan di bagian lehernya. Darah dari tikus itu juga masih terlihat segar dan belum berbau. Tikus ini... Baru saja dibunuh.

Matanya beralih pada secarik kertas kecil yang terselip di lipatan kotak itu. Kertas yang bertuliskan satu kata.

'MATI!'

Dari kertas itu, ia bisa menyimpulkan jika tujuan kotak ini dikirimkan hanya untuk meneror. Dan tikus itu juga dibunuh hanya untuk meneror dirinya.

Gadis itu terlihat berfikir sejenak. Tidak bisakah mengirim hewan yang tidak menjijikkan? Ayolah, mengirim tikus untuk dijadikan bahan teror itu sudah sangat klasik. Setidaknya kirimkan hewan yang sedikit berbahaya. Ular berbisa yang masih hidup, mungkin? Atau orang itu juga bisa mengirimkan nya buaya.

Modal sedikit dong!

Apakah orang itu berfikir jika dirinya akan ketakutan hanya dengan dikirimkan teror murahan seperti ini? Tentu tidak.

Gadis itu bangkit dari kasurnya. Memasukkan kembali kertas yang sempat diambilnya tadi. Ia melangkah keluar kamar dengan kotak hitam berisikan tikus mati ditangannya.

Saat hendak menuruni tangga, langkahnya terhenti. Matanya menatap ke lantai satu, tepat dimana ada inti Laverious serta Fania sedang duduk bersantai disana.

"Mereka ngga punya rumah apa gimana? Betah banget numpang di rumah orang."

Aurel melanjutkan kembali langkahnya. Menghiraukan tatapan bertanya dari sebagian orang di ruangan itu. Tujuannya adalah dapur, guna membuang bangkai tikus yang sebentar lagi akan membusuk ini.

"Aurel." panggil seseorang.

Langkah gadis itu kembali terhenti. Wajahnya menoleh kearah Ares yang tadi memanggilnya. "Kenapa?"

"Kotak apa yang Lo bawa?" Tanya Ares penasaran.

Aurel menatap kotak ditangannya, ia mengangkat kotak itu ke samping wajahnya. "Ini? Kotak ini isinya tikus mati." ucapnya santai.

Mendengar hal itu mata Ares membulat. Sontak saja ia bangkit dari duduknya dan berjalan tergesa-gesa menuju Aurel. Ia merampas kotak tersebut dari genggaman Aurel dan membukanya. "Siapa yang ngirim tikus mati kaya gini?"

Ares tentu tau, jika tikus ini adalah kiriman seseorang. Tidak mungkin Aurel mau membuang-buang waktu hanya untuk membunuh tikus. Kotak yang saat ini ada di genggaman nya juga terlihat rapih dan bagus, jelas ini kiriman.

Aurel's Life Transmigration ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang