41. Empat puluh satu

36.6K 3.8K 95
                                    

~Happy reading~


Kini tiga Minggu sudah berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini tiga Minggu sudah berlalu. Sudah banyak kejadian-kejadian random yang dialami Aurel selama di rumah sakit. Entah itu tentang Rafaell yang merengek tidak ingin pulang, tentang ocehan Keyla yang sudah mirip seperti kereta api jika menyangkut kesehatannya, atau tentang pertengkaran kecil antara anggota inti Laverious yang berebut makanan ringan. Semua itu Aurel lewati dengan sabar, meski sesekali dirinya sempat mengamuk karena terlalu berisik.

Dan hari ini, adalah hari terakhir Aurel berada di rumah sakit. Menurut dokter Arya, gadis itu sudah bisa menjalani rawat jalan di rumah, selama dia tidak terlalu sering berlari-lari. Retakan pada tulang betisnya pun sudah semakin membaik dan berangsur-angsur pulih. Hanya tinggal menunggu beberapa hari lagi saja.

Karena hari ini adalah hari terakhir Aurel berada di sini, sekarang ruangan tempat dirinya dirawat pun sudah penuh dengan manusia-manusia yang tak pernah dirinya undang sekalipun.

Ada papa Aurel, Tante Zellyn, Keyla, anggota inti Laverious, bahkan sekarang, Arthur yang terkenal jarang berkumpul bersama keluarga pun ikut menjenguk gadis itu. Laki-laki yang baru memasuki umur dua puluh tahun itu duduk di sofa paling ujung sebelah kiri, tentunya dengan ponsel yang ada di genggamannya.

Sementara Aurel? Gadis itu hanya bisa menghembuskan nafas lelah melihat semua orang berada didalam sini. Sungguh, matanya lelah melihat banyaknya wajah manusia yang terpampang jelas di netra nya.

"Kalian ini mau jenguk gue, atau mau arisan? Kok rame-rame sih? Kenapa nggak satu-satu aja jenguk nya?" Tanyanya mengawali pembicaraan.

"Hehe, kan kamu hari terakhir di rumah sakit, jadi sekalian aja. Kan besoknya udah ga jenguk kamu lagi." Jawab Fania yang saat ini sedang duduk di atas karpet bulu. Setelahnya ia kembali mencomot keripik kentang yang ada didalam toples yang saat ini sedang berada dipelukannya lalu melahapnya.

Gelengan kepala Aurel berikan untuk jawaban Fania. Matanya beralih menatap kakak sulungnya yang kini sibuk dengan dunianya sendiri.

"Kalo ga niat jenguk, ngapain kesini coba? Menuh-menuhin tempat aja." Batinnya mencibir dengan mulut yang bergerak komat-kamit.

Kepalanya kembali menoleh saat merasakan tepukan ringan di atas kepalanya. Dia melihat Tante Zellyn yang duduk tepat disampingnya.

"Mulut kamu ngapa monyong-monyong gitu? Jelek banget," cibirnya.

"Gapapa, lagi kesel aja." Jawab Aurel.

Tangan wanita itu beralih merangkul pundak Aurel. Membuat tubuh gadis itu miring ke sisi kanan. "Udahlah, ga usah kesel, jelek banget muka kamu. Emangnya kamu ngga seneng? Kan besok udah pulang."

Aurel's Life Transmigration ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang