~Happy reading~
•
•
•"AKHH!"
"Siapa yang menyuruh anda?"
Laki-laki itu menggeleng kuat. Mulutnya sesekali mengeluarkan erangan kesakitan kala tangannya semakin ditekan kebelakang tubuhnya. Meskipun begitu, dirinya tetap enggan menyebutkan siapa yang menyuruhnya.
Sementara dibelakangnya, terdapat seorang pemuda yang kini sedang memelintir tangan laki-laki yang sedang bersimpuh didepannya. Pemuda itu menggeram marah saat dirinya kembali mendapatkan penolakan, lagi.
Cengkraman nya pada tangan laki-laki itu kian menguat, dia yakin, tangan laki-laki itu pasti sudah memerah saat ini.
"Saya tanya sekali lagi, siapa yang menyuruh anda?"
"Tidak akan saya beritahu!"
Krekk
"AKH!"
Selepas perkataan yang diucapkan laki-laki itu, pemuda yang sudah terlampau emosi tanpa ragu langsung kembali memelintir tangannya. Menghasilkan suara retakan yang cukup mendominasi di ruangan yang remang-remang dan sepi itu.
"Jangan salahkan saya, jika nantinya anda tidak bisa menggunakan tangan anda kembali."
Pemuda itu menghempaskan tubuh laki-laki didepannya dengan keras. Membuat sang laki-laki terjerembab ke lantai dan meringis pelan. Tubuhnya secara spontan bergerak menjauh dari jangkauan pemuda dihadapannya, meskipun hal itu hanya berakhir sia-sia karena didalam ruangan ini tidak ada akses untuk keluar kecuali pintu yang ada dibelakang pemuda itu. Dan untuk saat ini sepertinya mustahil untuk keluar jika melihat betapa marahnya pemuda itu.
"Tuan Danu, apa yang membuat anda tidak ingin menyebutkan siapa yang menyuruh anda? Apa anda diancam? Atau diberikan jaminan tentang keselamatan anda?"
Laki-laki yang diketahui bernama Danu itu tak menjawab. Kepalanya tertunduk sembari sesekali meringis pelan saat luka ditubuhnya terasa nyeri. Ternyata, kemampuan pemuda dihadapannya dalam menumbangkan lawan tidak main-main, dirinya yang berusia beberapa tahun lebih tua saja bisa dengan mudah ditumbangkan.
Melihat laki-laki dibawahnya yang tak kunjung membuka suara, Rafaell pun maju beberapa langkah lalu mencengkeram dagu laki-laki tersebut dan mengangkatnya. Kini tatapannya menghunus tajam tepat didepan mata laki-laki itu.
Ya, pemuda itu adalah Rafaell. Sesuai perintahnya tadi pagi, pada malam harinya dia melihat seorang laki-laki yang masih cukup muda sudah terduduk dengan kondisi tangan yang terikat di ruangan ini. Tanpa harus banyak basa-basi, Rafaell langsung menanyakan siapa yang menyuruh laki-laki tersebut. Namun laki-laki itu tak kunjung buka suara, membuatnya geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurel's Life Transmigration ( END )
FantasyThis is my first story. So, aku minta maaf kalau ceritanya nggak sesuai dengan ekspetasi kalian. [ Kalian bisa baca bio ku dulu sebelum baca ceritanya ya. Setelah itu terserah kalian mau baca atau ngga. ] ~~~ Heart's Owner, sebuah novel yang saat i...