9. Sembilan

103K 10.3K 143
                                    

~Happy reading~


Hari kini berganti, pagi yang datang membuat orang-orang mulai sibuk dengan kebutuhan serta kewajiban mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari kini berganti, pagi yang datang membuat orang-orang mulai sibuk dengan kebutuhan serta kewajiban mereka.

Tak terkecuali Aurel, saat ini ia sudah siap dengan seragam sekolah yang melekat di tubuhnya. Seragam kebanggaan Antariksa High School itu sangat cocok berada ditubuhnya.

Aurel menghela nafas pelan. Menurutnya, tadi malam adalah malam yang paling buruk baginya. Melihat dan berusaha berinteraksi dengan Revano membuat dirinya muak. Ia sudah bertekad, mulai saat ini ia tidak akan berpura-pura menjadi Aurel yang haus akan kasih sayang, ia akan menjadi dirinya sendiri.

Setelah memastikan semuanya siap, ia kembali memandang kaca. Sempurna. Wajah baby face yang dipadukan dengan make up tipis membuat wajahnya sangat cantik, rambut yang sengaja ia gerai dan tas yang disampirkan di bahu kanan nya membuat penampilan nya semakin sempurna. Ia bertanya-tanya, kenapa Aurel memilih menggunakan make up tebal, sedangkan wajahnya lebih cantik menggunakan make up tipis? Ia tidak mengerti dengan pola pikir Aurel asli.

Aurel mengangkat tangan kirinya dan melihat arloji yang melekat disana, pukul 06.30.

"Wah, nggak kerasa waktu nya cepat banget berlalu" kata nya dan menurunkan tangannya.

Ia kembali memandang kaca dan tersenyum kecil, "perfect "

"Baiklah, mari pergi"

***

Revano kini berdiri didepan jendela yang berada di dalam kamarnya. Memandangi keadaan diluar sana yang masih berembun dan sedikit berkabut.

Entah mengapa akhir-akhir ini pikirannya selalu mengarah ke satu nama, Aurel. Anak itu berhasil menguasai pikirannya beberapa Minggu ini, bahkan ketika ia masih diluar kota, dirinya masih saja memikirkan anak itu. Entah hal apa yang pasti, tapi selalu melibatkan Aurel. Ia pusing sendiri memikirkannya.

Revano memijat pelipisnya pelan, dan membuang nafas kasar, "ada apa denganku akhir-akhir ini?" Ia bertanya pada dirinya sendiri.

"Kenapa pikiran ku selalu tertuju pada anak itu?"

Revano memegang dadanya, "dan entah mengapa, saat ini aku merasa sedang kehilangan sesuatu dari diriku, sesuatu yang berharga"

Ia memejamkan mata dan menggelengkan kepalanya beberapa kali, "kau sepertinya terlalu lelah, Rev"

Revano kembali menatap keluar, "sebaiknya aku sarapan terlebih dahulu" ujarnya dan berlalu keluar dari kamar nya.

Aurel's Life Transmigration ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang