31. Tiga puluh satu

45.4K 4.7K 63
                                    

~Happy reading~


Seorang gadis cantik dengan balutan seragam khas dari Antariksa High School itu berjalan lurus di lorong yang masih cukup sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis cantik dengan balutan seragam khas dari Antariksa High School itu berjalan lurus di lorong yang masih cukup sepi. Udara sekitar yang terasa dingin itu menerpa kulit putihnya yang mulus, semakin menimbulkan kesan menenangkan baginya.

Suasana di sekeliling dirinya pun masih sedikit berkabut, daun-daun baik tanaman yang dirawat maupun yang liar, sama-sama masih dikelilingi embun. Sepertinya, dia terlalu cepat datang. Tapi, tidak apa-apa, itu lebih baik dari pada harus berjalan ditengah kerumunan murid yang sedang bergosip.

Langkahnya berbelok, memasuki ruang kelas yang masih sepi tanpa ada siswa dan siswi. Gadis itu hanya acuh dan meletakkan tasnya di atas mejanya. Dia menoleh, menatap sebuah tas yang diletakkan di bangku belakangnya.

"Tuh anak udah berangkat? Cepet banget." Gumamnya kecil.

Mengabaikan hal itu, iapun kembali melangkahkan kaki keluar kelas. Tujuannya saat ini adalah, taman sekolah.

Cukup lama ia berjalan, kini langkahnya sudah memasuki pekarangan taman. Dalam sekejap, matanya langsung disuguhkan pemandangan yang begitu memanjakan mata. Tanaman yang beragam dan disusun sedemikian rupa, kabut yang masih sedikit menyelimuti taman tersebut, serta kolam ikan yang dilengkapi air mancur, benar-benar menawan.

Langkahnya terhenti di depan kursi taman, dia mendaratkan tubuhnya diatasnya. Menatap lurus dengan kepala yang sedikit bersandar di kursi.

Puk.

Tepukan pelan dipundaknya mengalihkan perhatian gadis itu. Ia hanya menatap malas pada gadis cantik yang kini duduk di sampingnya.

"Tumben udah berangkat, kesambet apaan lu?" Tanya gadis itu disertai cengiran khasnya.

"Kesambet setan."

Gadis dengan rambut yang dikuncir kuda itu menggeleng pelan. Membuat rambutnya bergerak kesana-kemari.

"Lo udah tau, siapa dalang dibalik hancurnya kehidupan Aurel?" Suara gadis itu kini terdengar serius. Perubahan sikapnya begitu cepat, cukup membuat Aurel terkesan.

"Udah." Jawab Aurel singkat dengan pandangan yang masih memandang lurus.

"Siapa?"

"Nyokap nya Fania."

Meisya, gadis itu mengangguk. Dia terdiam sejenak untuk memberikan jeda bagi dirinya dan Aurel. Tapi sungguh, ia tidak menyangka jika wanita yang sudah melahirkan Fania itu ikut andil dalam kehidupan Aurel. Bahkan, ia tidak pernah sekalipun memasukkan wanita itu kedalam alur novel yang ditulisnya.

"Mei, sebenarnya, apa hubungan nyokap nya Fania sama Aurel? Kayanya, itu emak-emak dendam banget sama nih orang. Dan gue juga baru sadar, kalau orang yang udah nabrak nyokap nya Aurel itu mirip sama nyokap nya Fania. Bahkan bisa jadi, mereka orang yang sama." Ujar Aurel yang kini sudah memiringkan tubuhnya supaya ia bisa melihat Meisya.

Aurel's Life Transmigration ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang