29. Dua puluh sembilan

46.9K 4.9K 84
                                    

Sesuai janji, aku double up.

~~~

~Happy reading~


Setelah lima menit yang lalu jam istirahat berbunyi, kini koridor serta kantin sekolah terlihat ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah lima menit yang lalu jam istirahat berbunyi, kini koridor serta kantin sekolah terlihat ramai. Banyak murid yang rela berdesakan hanya untuk membeli makanan yang mereka inginkan.

Lain halnya dengan Aurel yang masih menyandar di ambang pintu sambil memperhatikan keadaan. Melipat kedua tangannya lalu menggeleng pelan.

"Gila, penuh banget." Ucapnya diiringi decakan.

Gadis itu menoleh saat merasa bahunya ditepuk.

"Mending ke pojok aja, sepi kok." Ucap Keyla diangguki Aurel.

Keduanya lantas berjalan menuju meja yang berada di pojok kantin. Dan benar saja, disana sepi. Setelah Aurel duduk, Keyla pun menanyakan makanan yang ingin dipesan.

"Lo mau pesan apa?" Tanyanya.

"Mie ayam, minumnya susu kotak rasa coklat." Jawabnya lalu menyerahkan satu lembar uang berwarna biru.

Keyla mengangguk, "tunggu ye."

Aurel hanya menatap Keyla sejenak lalu memfokuskan diri pada gawainya. Tak lama kemudian, terdengar decitan kursi disekitarnya membuat dirinya mendongak.

"Rel, kita duduk disini, ya? Mejanya penuh semua soalnya." Ucap Vino mewakilkan semuanya.

Gadis itu mengangguk singkat, "sisain satu kursi buat Keyla." Ucapnya lalu kembali memainkan handphone.

"Vin, pesan sana!" Suruh Ares sambil menepuk bahu vino yang memang duduk disampingnya.

"Lah, lu ngapa nyuruh gue? Kan ada yang lain."

"Yaelah, ketimbang beli doang masih ngeluh lo. Biasanya juga lo sama Gavin yang beli."

Vino hanya melirik sinis pada Ares yang kini menatapnya dengan wajah mengejek. Ia berdecak kesal lalu mengadahkan tangannya didepan Nathan.

"Bos, duit." Ucapnya seraya menggerakkan jarinya keatas dan kebawah.

Nathan pun mengeluarkan dua lembar uang berwarna merah dan menyerahkannya ke tangan pemuda itu.

Melihat nominal uang yang ada di genggamannya, senyum Vino merekah. "Bos, sisanya buat gue ya. Itung-itung biaya ongkir."

Nathan hanya mengangguk dan kembali fokus pada gawai miliknya.

Aurel's Life Transmigration ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang