49. Empat puluh sembilan

28.7K 3.1K 62
                                    

~ Happy reading ~


Dari awal hingga pertengahan acara, pesta perayaan ulang tahun Fania berlangsung dengan lancar tanpa adanya gangguan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari awal hingga pertengahan acara, pesta perayaan ulang tahun Fania berlangsung dengan lancar tanpa adanya gangguan. Para remaja yang didominasi oleh murid dari sekolah Antariksa High School pun tak mau kalah untuk meramaikan suasana malam ini.

Ada yang mengobrol santai dengan anak-anak lain, ada yang sibuk menonton konser dadakan yang dibawakan oleh Vino dan Gavin, serta ada juga yang hanya diam di sofa dan lebih memilih memperhatikan kesibukan yang lainnya.

Seperti halnya dengan Aurel dan Rafaell yang kini duduk bersebelahan di sofa panjang berwarna coklat dengan gelas minuman di genggaman keduanya.

Ternyata, Rafaell pun diundang oleh Fania untuk datang ke pestanya. Aurel kira jika pemuda itu tidak datang karena sebelumnya ia tidak berpapasan ataupun melihatnya disekitaran rooftop. Dan akhirnya, pemuda itu sendirilah yang menghampiri dirinya saat ia hendak mengambil minuman. Dan keduanya memilih duduk di sofa yang berada tepat di depan pagar pembatas rooftop.

"Rel, mau nyoba nyanyi? Si Vino udah selesai tuh," tanya Rafaell saat melihat Vino yang baru saja meletakkan mic yang pemuda itu gunakan untuk menyanyi sedari tadi.

Aurel menggeleng pelan tanda menolak, "Gak, gue ga bisa nyanyi. Buang-buang tenaga doang."

"Jadi, lo bakal duduk disini terus? Gamau seneng-seneng kaya mereka gitu?"

"Nggak, gue gamau."

Dahi Rafaell berkerut heran saat mendengar jawaban Aurel. "Jadi tujuan lo dateng kesini apa?"

Aurel mengangkat kedua bahunya, "Ga tau, terpaksa doang sih, karena udah terlanjur di undang, ga enak kalau ga dateng." Ucapnya pelan dan mulai meminum minuman soda di tangannya.

Sesudah menghilangkan rasa haus dari tenggorokan nya, Aurel kembali menoleh menatap Rafaell yang masih memperhatikan dirinya.

"Lo sendiri ngapain? Tumben-tumbenan lo mau dateng ke pesta kaya gini," sambung Aurel pada pemuda itu.

Rafaell tampak berfikir sejenak, setelah itu ia kembali menundukkan wajahnya. "Karena gue mau ketemu sama lo, sebelumnya udah gue perkirakan kalau lo bakal dateng." Ujarnya disertai senyuman.

"Cuma itu?"

Rafaell mengangguk, "Iya, cuma itu."

"Terus kalau ternyata gue ga dateng, gimana?"

"Ya gue pulang lagi lah, ngapain disini lama-lama kalau lo ga ada. Lagian sekarang buktinya lo dateng kan?"

Kini Aurel yang mengangguk dan sedikit berdehem menjawab ucapan Rafaell yang benar adanya.

Aurel's Life Transmigration ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang