18. Delapan belas

73.5K 7.1K 82
                                    

~Happy reading~


"Gue ngga pacaran sama Rafaell" untuk yang kelima kalinya Aurel mengatakan kata-kata yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue ngga pacaran sama Rafaell" untuk yang kelima kalinya Aurel mengatakan kata-kata yang sama. Hanya untuk meyakinkan teman-temannya jika dirinya tidak berpacaran dengan Rafaell.

"Tapi interaksi Lo sama Rafa itu kaya orang pacaran, tau!" Sentak Sheila dari bangku belakang.

"Cuma sebatas teman, nggak lebih"

Mata Sheila memincing curiga, "gue kurang percaya nih"

"Serah Lo"

Aurel kini lebih memilih menelungkup kan kepalanya dimeja. Berusaha tidur guna meredakan nyeri di kepalanya.

"Assalamualaikum anak-anak" seorang guru perempuan masuk kedalam kelas dengan membawa buku ditangannya.

"Wa'alaikumsalam Bu" jawab satu kelas dengan serempak. Kecuali Aurel tentunya. Ia masih asik menelungkup kan kepalanya tanpa menghiraukan keberadaan guru.

"Baiklah, sekarang kalian buka buku kalian dan catat materi yang ibu tulis di papan" guru itu mengambil spidol hitam di sakunya dan mulai menuliskan materi di papan tulis.

Setelah itu murid yang lain juga mulai mengeluarkan bukunya dan ikut mencatat. Sementara Aurel sendiri masih asik dengan tidurnya tanpa terganggu sedikitpun.

Tak lama kemudian matanya mengerjap pelan kala merasakan ada seseorang yang menyenggol lengannya berulangkali.

Aurel berdecak kesal, "apaan sih, Key?" Wajahnya tertekuk lucu dengan mata yang menyipit.

"Lo jangan kelamaan tidur. Ntar diamuk sama Bu Yuli" Keyla berbicara dengan nada berbisik supaya tidak ketahuan.

"Terserah, ga peduli" Aurel berniat menelungkup kan kepalanya kembali, namun Keyla dengan cepat menghentikannya.

"Ck, Lo ngeyel banget deh. Jangan tidur!" Keyla sedikit menaikkan nada bicaranya.

Aurel mendesah frustasi. Ia menegakkan tubuhnya dan meraup wajahnya pelan. "Mau tidur aja banyak cobaan, ya ampun"

Perkataannya membuat Keyla menggelengkan kepala. "Kalo mau tidur mah mendingan di UKS aja" jawabnya santai dan lanjut mencatat.

Seolah-olah ada lampu kuning yang menyala di atas kepalanya, senyum Aurel mengembang. "Kenapa ngga dari tadi aja sih" ucapnya kesal.

Gadis itu berdiri dari kursinya, membuat beberapa murid menatapnya. Ia lalu berjalan menuju guru. "Bu, saya izin ke toilet sebentar"

Guru itu mengangguk, "jangan lama-lama ya"

Sedangkan Aurel hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Astaga, dia beneran pergi?" Gumam Keyla dari belakang.

Aurel's Life Transmigration ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang