28. Dua puluh delapan

49.5K 5.3K 150
                                    

Hai, everyone!
Setelah satu Minggu aku hiatus, hari ini aku balik lagi, miss me?

Haha, atau ada yang kangen sama Aurel dan yang lainnya? Coba komen.

~~~~

~HAPPY READING~


Pagi ini, Aurel sudah siap dengan seragam sekolah dan tas yang berada di punggungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini, Aurel sudah siap dengan seragam sekolah dan tas yang berada di punggungnya. Gadis itu mengoleskan sedikit pelembab bibir supaya tidak terlalu pucat. Dirasa cukup, ia pun keluar dari kamar dan berjalan menuruni tangga.

"Aurel." Panggil seseorang.

Aurel yang dipanggil pun berbalik, "hm, kenapa?"

"Mau berangkat bareng?" Tanya orang itu.

"Ogah, gue bisa sendiri!" Secara terang-terangan Aurel menolak ajakan tersebut, lagipula ia masih memiliki motor untuk pergi.

Pemuda di hadapannya terlihat kecewa, "sama gue aja, ya? Kita udah lama nggak bareng, loh." Ucapnya lagi, dalam hati ia berdoa supaya Aurel tidak menolak.

"Sekali nggak ya nggak, bang Ares! Budeg lo?" Jawab Aurel sinis. Ia terpaksa menggunakan embel-embel abang karena tante Zellyn masih berada di rumah ini. Dan jujur saja, ia jijik dengan panggilan itu.

Ares tersentak, tak lama ia mengangguk. "Yaudah, gue berangkat sendiri aja." Ia memaksakan bibirnya untuk menyunggingkan senyum kecil meskipun hatinya berdenyut nyeri.

Aurel berdecih, "dari tadi ngapa, buang-buang waktu aja." Ia kembali melanjutkan langkahnya menuju meja makan. Ia cukup muak dengan sikap Ares.

Sesampainya di meja makan, ia melihat semua orang sudah duduk manis di kursi mereka. Ia pun menggeser kursi dan duduk tepat di samping tante Zellyn.

Tangannya dengan cekatan mengambil roti dan mengoleskan selai coklat. Sarapannya hari ini tidak terlalu berat, hanya dua lembar roti dan satu kotak susu coklat. Minuman kesukaannya.

Gadis itu mengambil dua helai tisu untuk membersihkan tangannya dan setelah bersih ia pun meminum susu coklatnya.

"Non Aurel." Ucap bi Asih dari arah belakang. Membuat Aurel dan beberapa dari mereka ikut memandang bi Asih heran.

Ngomong-ngomong, bi Asih sudah pulang dari kampung sejak dua hari yang lalu. Keadaan adiknya juga sudah membaik dan berangsur-angsur pulih. Maka dari itu bi Asih memilih untuk segera kembali bekerja.

"Kenapa, bi?" Tanya Aurel. Ia hanya menatap bi Asih dengan satu tangan yang menyangga dagu.

"Itu non, diluar ada cowok yang bilang mau jemput nona."

Aurel's Life Transmigration ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang