~ Happy reading ~
•
•
•"Gue pulang duluan."
Semua orang yang ada di meja itu menoleh. Tak terkecuali Ares yang tadinya sedang bercanda dengan Vino.
"Dek, acaranya masih lama, kok udah mau pulang?" Tanya Ares.
"Gue capek. Kalau lo masih mau disini, biar Rafa yang nganterin gue." Ucap Aurel lagi.
Pandangan mata setiap orang yang ada disana kini tertuju penuh pada Aurel dan Rafa yang sudah berdiri dari kursi mereka masing-masing.
"Gue masih agak lama sih disini, lo gapapa pulang sama Rafa?"
Aurel pun mengangguk seakan tak keberatan. "Ya udah, gue pulang duluan." Ujarnya lalu berbalik pergi meninggalkan rooftop tempat dimana pesta dirayakan. Sementara Rafaell membuntuti langkah gadis itu dari belakang. Dengan mata yang selalu mengintai orang-orang disekitar Aurel yang berpotensi membuat gadis itu terluka. Sedangkan kedua tangannya sudah berada di dalam saku celananya dengan salah satu tangan yang menggenggam erat cutter didalamnya.
Tak kan pernah ia biarkan ada satu orangpun yang melukai gadisnya.
Setelah kedua orang itu masuk kedalam lift, Aurel langsung memencet tombol yang langsung menuju pada area basemen.
Tidak ada satupun diantara keduanya yang membuka suara. Mereka sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing.
Dalam diamnya, kini pikiran Aurel tengah sibuk dengan perkataan Fania sebelumnya. Jika benar orang-orang suruhan dari Adhara berhasil menangkapnya, maka ia yakin, akhir hidupnya pasti sudah diambang batas.
Apakah dirinya benar-benar akan meninggalkan dunia ini, beserta Rafaell?
Tanpa disadari, kepala Aurel menggeleng pelan sembari menggigit pipi bagian dalamnya. "Gue ga rela." Gumam Aurel.
"Hey, Aurel, kenapa?"
Suara Rafaell yang tiba-tiba terdengar berhasil membuat Aurel tersadar. Gadis itu menoleh lalu menggeleng pelan. "Gapapa," ucapnya lalu kembali menatap lurus.
Ting.
Pintu lift pun terbuka tepat pada area basemen. Keduanya melangkah keluar dari lift. Dan ki Kooni, Aurel lah yang membuntuti langkah Rafaell yang berjalan duluan didepannya.
Langkahnya terhenti saat melihat Rafaell berdiri di samping sebuah mobil berwarna hitam dan mulai mengangkat pintunya. Tanpa lama, Rafaell langsung saja menghampiri Aurel tepat dihadapan gadis itu.
Aurel pun melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Rafaell, yaitu mengangkat pintunya dan masuk kedalam mobil itu. Setelah memakai sabuk pengaman, Aurel pun menepuk pelan lengan Rafaell.
"Jalan."
Rafaell mengangguk lalu mulai menjalankan mobilnya keluar dari area basemen.
Dalam perjalanan pulang ini, Aurel terlihat lebih banyak diam daripada berbicara. Gadis itu menatap jalanan disampingnya yang sudah sepi dan hanya berhiaskan lampu-lampu kota yang cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurel's Life Transmigration ( END )
FantasyThis is my first story. So, aku minta maaf kalau ceritanya nggak sesuai dengan ekspetasi kalian. [ Kalian bisa baca bio ku dulu sebelum baca ceritanya ya. Setelah itu terserah kalian mau baca atau ngga. ] ~~~ Heart's Owner, sebuah novel yang saat i...