27. Dua puluh tujuh

52.7K 5.3K 133
                                    

~Happy reading~


"Loh, Rafaell disini?" Gumamnya pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Loh, Rafaell disini?" Gumamnya pelan.

Aurel pun berjalan menghampiri pemuda yang masih sibuk mengurus pembayaran. Gadis itu menepuk pundaknya dua kali. Sontak saja Rafaell berbalik dan menatap terkejut pada Aurel.

"Aurel, Ngapain disini?"

"Gue ada urusan, lo sendiri?" Tanya Aurel.

Rafaell pun mengangkat tangannya yang sedang memegang satu kotak kue. "Nyokap minta dibeliin kue, dan disini tempat langganan nyokap gue."

Aurel hanya mengangguk menanggapi, "yaudah, gue duluan."

"Eh, tunggu!" Tangan Rafaell dengan sigap menahan pergelangan Aurel.

"Hm, why?"

"Ada yang mau gue tanyain, tunggu sebentar, gue nyelesai-in ini dulu." Dengan tidak sabaran, Rafaell meminta supaya kasir didepannya mempercepat pembayaran. Padahal ia hanya membeli satu kotak kue, kenapa pembayarannya lama sekali?

Setelah menyelesaikan pembayaran, pemuda itu kembali menautkan jemarinya pada jemari Aurel yang berukuran lebih kecil darinya. Ia menarik gadis itu keluar dari toko.

"Aurel." Ucap Rafaell hendak memulai pembicaraan. Sedangkan Aurel hanya berdehem.

"Lo, punya musuh?" Tanya Rafaell, sontak saja Aurel menghentikan langkahnya.

"Maksud lo?"

"Akhir-akhir ini gue sering ngeliat ada beberapa motor yang ngikutin lo, apalagi waktu pulang sekolah. Gue kira mereka bodyguard lo, tapi gerak-geriknya terlalu mencurigakan."

Aurel terdiam, ia juga sebenarnya masih bingung, dari mana asalnya para penguntit itu? Dan, siapa yang menyuruh mereka?

"Secara nggak sadar, gue pasti punya musuh, Rafa. Lo tenang aja, gue bisa jaga diri."

"Gue nggak bisa tenang sebelum mastiin siapa mereka." Jawab Rafaell dengan tatapan menajam. Ia tidak akan membiarkan salah satu dari mereka melukai gadis yang ia sayang.

Sementara Aurel hanya diam tidak menanggapi, ia kembali berjalan menuju parkiran untuk mengambil motornya. Rafaell pun demikian, ia juga akan mengambil motor yang diparkir tepat di samping motor milik Aurel.

"Rafaell!"

Belum sempat keduanya melepaskan tautan jemari mereka, suara melengking seseorang yang memanggil Rafaell membuat mereka berbalik.

Saat berbalik, mata Rafaell membulat ketika melihat seorang wanita berpakaian ketat sedang menghampiri dirinya dan Aurel.

"Hai, Rafa! I miss you so much." Wanita itu hendak memeluk tubuh Rafaell namun urung kala Rafaell sudah terlebih dulu menggeser posisinya.

Aurel's Life Transmigration ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang