Mereka berempat sudah bersahabat sejak SMA. Elvina, Novi dan Fajri kelas 11, sedangkan Fenly sudah kelas 12.
Fenly merupakan murid terpintar di kelasnya. Sedangkan Fajri, anaknya paling baik dan jago main basket.
Fajri juga menjadi kapten basket di sekolah ini, kalau pas lagi main basket terus kalau udah pake jersey nya yang terpampang no 2 dengan nama FAJRI di punggungnya beuh damage nya... Apalagi pas ngibasin rambutnya ke belakang. wushh!
Eits.. Jangan lupain Fenly, selain pintar dan ganteng dia juga berbakat... Fenly bisa nyanyi, bagus bener suaranya.
Novi dan Fenly sudah pacaran hampir setahun, entah kenapa Fenly bisa kecantol sama cewek bernama Novi itu.
Sedangkan hubungan Fajri dan Elvina kayanya nggak ada masalah ya, cuman ya gitu si Fajri belum nembak Elvina. Jadi hubungan mereka dinamakan apa coba? Pacar? Bukan, temen? Terlalu deket, selingkuhan? Bukan juga, ayolah Fajri nggak sefakboy itu. Fajri itu anak baik-baik.
Namun, Fajri dan Elvina tetap dekat dan sepertinya Fajri pengennya nempel mulu sama Elvina, udah kaya pulpen yang harus ada tutupnya biar nggak ngehelewer kemana-mana isinya. Kalian bayangin sendiri aja ya, aku juga bingung mau ngibaratin sama apa. Lagian mereka sekelas, jadi terserah mau nemplok kayak cicak atau apalah sebutannya.
Saat ini didalam kelas, Fajri bersandar di lengan Elvina dan fokus pada layar genggam yang ia miringkan dengan kedua jempolnya beradu di layar.
"Ji.." panggil Elvina pada cowok itu.
"Si Aji lagi fokus noh sama ML-nya, mana bisa dia denger" ucap Novi pada Elvina yang udah tahu kelakuan Fajri jika asik dengan dunianya sendiri, game maksudnya.
"Nggak bosen apa mainin itu mulu, padahal kalau menang pun nggak ada yang bayar dia, yang ada malah kuotanya yang habis. Kalau menang mah dia seneng jingkrak-jingkrak, giliran kalah ngadu dan meracau nggak jelas ke gue" protes Elvina masih menatap sinis ke orang di sampingnya.
"Itu tandanya dia nganggep lo penting, El, jadi ketika dia sedih dia selalu lari ke lo" Novi menaikkan sebelah alisnya.
"Sedih doang lari ke gue, seneng nya? Dia malah asik sendiri" Novi hanya terkekeh pelan melihat reaksi sahabatnya yang sedang menahan kesal.
Novi tahu betul jika Elvina dan Fajri saling suka dan Novi bahkan Fenly juga sering mengingatkan untuk mereka agar segera jadian. Tapi malah selalu enggak dilakuin, cuman disenyumin doang yang paling sering. Kalau enggak gitu ya si Fajri ngajak pergi Elvina entah kemana.
"Yess menang!!"
Sontak kepala Elvina dan Novi menoleh ke Fajri yang sedang mengangkat kedua tangannya ke udara, seperti biasa sambil jingkrak-jingkrak nggak jelas, untung kelas lagi sepi hanya terisi mereka bertiga.
Anak-anak yang lain pada di luar menonton pertandingan. Hari ini diadakan perlombaan antar kelas, hanya untuk senang-senang saja.
Sebenarnya hari ini Fajri main, dia ikut lomba basket. Jelas dia ikut, secara kan dia kaptennya.
Dasar! Kapten mah bebass, bukannya latihan malah ML-an. Elvina saja sampai geleng-geleng entah sudah berapa kali ia mengingatkan untuk bersiap-siap karena satu jam lagi pertandingan dimulai.
Padahal anak didiknya sudah stay dengan kaos basketnya, si kapten masih santuy dengan seragam sekolahnya plus hape miringnya.
"Udah seneng? Menang?" Elvina bertanya dengan nada tabah, yang ditanya mengangguk tanpa dosa.
Elvina bicara dalam hati "Inginku melemparnya ke sungai Amazon sekarang juga! Untung sayang"
"Satu ronde lagi ah.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Dream [END]
Teen Fiction[PART LENGKAP✔] {SUDAH REVISI}✔ "Opening hanya pemanis." ''Boleh di skip pada part awal'' 😌🤌🏼 FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! Tetap Vote dan Komen meski sudah End! Cerita ini hanyalah fiksi belaka, bila terdapat kesamaan dengan karya lain maka bukan seb...