48. Kabar Bahagia?

78 19 14
                                    


Tandain lagi yaa kalau ada typo.

Vote sebelum baca.

Happy reading

.

.

.


Di kelas.

"Apa ada sesuatu yang harus lo ceritain ke kita?" tanya Elvina basa-basi kepada Novi.

"Apa?" tanyanya setelah meletakkan ponselnya di meja.

"Yaa apa gitu? Misalnya sesuatu soal seseorang? Atau apa?" Elvina mencoba memancing sahabatnya itu.

"Lo ngomong apa sih, El? To the point aja deh nggak usah berbelit-belit!" ucapnya geram. Sahabatnya itu sungguh terlalu berbelit.

"Kembali ke pertanyaan awal. Apa ada sesuatu yang harus lo ceritain ke kita, hm?" seperti biasa dengan nada serta ekspresi sabarnya Elvina bertanya (lagi).

"Cerita apaaa?" tanya Novi yang juga geram.

Elvina menghembuskan nafas keputusasaannya lalu berkata, "Gue sama Aji udah tahu semuanya"

"Tahu apa?" tanya Novi sambil mengernyit tak mengerti.

"Tahu bulat, di goreng dadakan, lima ratusan, anget-anget, enak!" sahut Fajri dengan pandangannya masih fokus ke layar genggamnya. Biasa, pasti hape miring.

"Apa sih, Ji? Gaje lo!" Semprot Zweitson.

"Lo nggak kepo apa sama ceritanya Novi?" tanya Fajri ke Zweitson. "Cerita apaan?" tanya Zweitson balik.

"Iya nih kalian berdua kasih pertanyaan nggak jelas, gimana gue jawabnya kalau kegitu?" sahut Novi.

"Tadi gue sama Aji nggak sengaja lihat lo keluar dari kamar mandi" kata Elvina.

"La-lalu? Apa hubungannya dengan cerita gue?" Novi mulai kelabakan.

"Gue juga lihat ada cowok yang keluar setelah lo, dan baju lo ini, bukan baju lo Novi..." ucap Elvina geram seraya menarik-narik seragam Novi.

"Lah iya, gue baru ngeh. Baju siapa yang lo pakai? Kok ukurannya jadi oversize?" Zweitson ikut bertanya.

"Eumm.. Ini.." Novi berusaha menutupi nama pemilik seragam itu dengan rambutnya.

"Muka lo nggak usah panik gitu Nov, gue sama Aji udah tahu kalau Kak Fenly udah sembuh kan?" ujar Elvina disela tawanya.

"Dari mana lo tahu, eh? Maksud gue.."

"Gue lihat semuanya, Nov... Kalian udah sama-sama lagi sekarang, gue seneng banget akhirnya Kak Fenly udah sembuh"

"Elvi, Soni, Aji.. Maafin gue ya, gue nggak bermaksud buat nutupin kesembuhan Kovell dari kalian. Tapi semua ini rencana dia buat jangan dulu kasih tahu kabar kesembuhannya kepada orang lain. Sorry guys..." jelasnya merasa tak enak hati.

"Jadi si Fenly udah sembuh?" tanya Zweitson memastikan.

"Yaa!" Novi mengangguk cepat.

"Patut kita rayain nggak nih? Tapi khusus para cowok aja, cewek nggak usah ikut" usul Zweitson bersemangat.

"Kenapa?" tanya Elvina dan Novi bersamaan.

"Ini urusan cowok, jadi cewek nggak diperbolehkan ikut. Lo setuju kan, Ji?" setelah menjawab kedua sohib ceweknya, Zweitson bertanya kepada Fajri.

Perfect Dream [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang