58. DUFAN🎠

101 16 28
                                    

Cuman mau bilang, kalau ini adalah bab terakhir. Tapi ya nggak terakhir juga, karena masih ada extra part nanti.

Aku harap kalian nggak kecewa sama endingnya, yaa.. Siapa tahu endingnya nanti nggak sesuai sama ekspektasi kalian. Tapi aku berusaha bikin ending yang sebaik mungkin.

Tandain kalau ada typo..

Happy reading!

.

.

.

"Karena hubungan itu untuk saling melengkapi, bukan hanya untuk dilengkapi."

🌻

Elvina dan sohibnya menghabiskan hari minggu mereka di dalam kamar Elvina. Dengan Fajri yang masih berbaring di kasur dan yang lainnya duduk di sofa di depan tv kamar Elvina.

Novi, Fenly, Zweitson dan Elvina asik mengobrol di sofa. Sedangkan Fajri sepertinya tertidur setelah meminum obat dari dokter tadi. Karena ia tak mau diajak ke rumah sakit, maka dokternya saja yang diundang ke sini.

"Btw, Son. Kapan sepupu lo ke Jakarta lagi?" tanya Elvina tiba-tiba.

"Gue masih kesel sama Piki." decak Novi. Sepertinya ia masih menyimpan kekesalannya pada Fiki, gara-gara beberapa bulan yang lalu telah membuat pacarnya berbohong padanya.

"Baru aja dia pulang tadi malam. Tapi nggak tahu juga sih, katanya ntar bakal ke sini lagi. Tahu gitu ngapain dia pake acara pindah sekolah segala?" gerutu Zweitson.

"Iya juga ya? Harusnya ambil cuti aja, ngapain pake pindah-pindah?" timpal Novi.

"Mungkin menurut mamanya supaya dia nggak ketinggalan pelajaran." ucap Fenly setelah memalingkan pandangannya dari kartun U&I di tv.

"Mungkin." Zweitson mangguk-mangguk.

Ketika para sohibnya berbincang, Elvina tampak melamun setelah tadi menanyakan soal Fiki. Hingga ditegur salah satunya.

"Elvina kenapa itu, By?" bisik Fenly dekat telinga Novi, kemudian Novi melirik Elvina.

"El?!.." Elvina terlonjak kaget saat pundaknya ditepuk oleh Novi. "Eh bulan-bintang-matahari.." latah Elvina sambil memegangi dadanya.

"Nggak sekalian bumi, El?.." pekik Zweitson sambil terkekeh.

Elvina tersenyum kaku sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Lagian lo ngagetin gue."

"Lagi mikirin apa sih?" Novi bertanya padanya.

"Hah? Nggak lagi mikirin apa-apa kok, he..he.."

"Apa terjadi sesuatu?" tanya Novi seolah mengerti apa yang sedang difikirkan sahabatnya.

"Ada sesuatu. Tapi.. Gue nggak mau cerita, nggak apa-apa kan?" tanya Elvina.

"Kenapa?" Novi mengernyit bingung.

"Nggak apa-apa, biar gue aja yang tahu, sama Aji."

Perfect Dream [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang