20. Bayi Gede

105 20 0
                                    

Mendengar ada yang mengetuk pintu, Fajri berjalan perlahan menuju sumber suara, melihat siapa tamu yang datang.

Ceklek -pintu terbuka.

"Umi? Mama?.." Fajri mencium punggung tangan kedua wanita paruh baya tersebut.

"Kamu di sini, Nak?" tanya wanita itu.

"Iya Umi, kalian abis dari mana?"

"Ssutt.. kamu jangan berisik, ayo kita ngobrol di dalam" bisik Dini, lalu menggiring Fajri menuju sofa.

Sebelum mendudukkan bokongnya, Dini tolah-toleh ke seluruh ruangan. Fajri yang bingung-pun memiliki dorongan untuk bertanya.

"Mama lagi nyari siapa?" Dini menatap Fajri kemudian duduk di sampingnya, juga Umi-nya ikut duduk setelah meletakkan sebuah kotak di atas meja.

"Elvi sama Farhan belum pulang?" tanya Dini kepada Fajri. Dan Fajri menggeleng.

"Lama sekali, sudah jam berapa sekarang?" Dini melihat jam yang menempel di dinding.

"Sabar Din, mungkin mereka sedang diperjalanan pulang" sahut Umi.

"Yasudah, ayo kita bawa kue-nya ke dapur terus di pindah ke loyang" ajak Dini ke Umi.

Fajri yang memperhatikan bisik-bisik kedua wanita itu, terdapat seribu pertanyaan dalam otak pintarnya.

"Kue? Ada apa Umi? Ma? Kenapa kalian beli kue? Siapa yang ulang tahun?" tanya Fajri.

"Kamu belum tahu?" Fajri menggeleng, kemudian kedua ibu menjelaskan secara bergantian.

"..."

"Oohh.. Jadi hari ini Kak Indah ulang tahun?" ucap Fajri mangguk-mangguk.

"Iya, makanya kita ngobrolnya bisik-bisik biar orangnya nggak dengar"

"Yaudah, ayo Din kita bawa kue-nya ke dapur" kemudian kedua ibu tersebut membawa kotak itu menuju dapur.

Tok tok tok -ketukan pintu, lagi.

"Haa! itu pasti Elvi sama Banghan?" senyum Fajri mengembang sambil berjalan ke pintu.

Ceklek

"Sayaangg kok kamu baru pul -eh.." hampir saja Fajri memeluk orang di hadapannya. Untung orang tersebut segera memundurkan badannya.

"Lo mau ngapain? Mau lo di granat pacar gue!?" sewot orang itu seraya melayangkan kepalan tangan ke wajah Fajri.

"Sorry Nov, gue kira yang dateng Elvi makanya buru-buru mau gue peluk" kekeh Fajri.

"Udah minggir! Gue mau masuk!" Novi mendorong tubuh Fajri yang menghalangi pintu.

"Kasar banget lo jadi cewek! Mau aja Fenly pacaran sama lo yang nggak ada lembut-lembutnya sedikit-pun!" cerocos Fajri dan langsung mendapat tatapan tajam dari Novi.

Setelah itu Fajri menutup kembali pintu, pada saat ingin melangkah ternyata pintu kembali di ketok.

"Ish.. Siapa lagi sih yang dateng? Ganggu aja orang mau duduk manis sambil ngemil, emang gue penerima tamu apa gimana di rumah ini" gerutu Fajri sebelum kembali membuka pintu.

Ceklek

"Siapa lagi sih -eh Banghan?" pertama kali yang Farhan lihat begitu pintu terbuka menampakkan wajah Fajri yang kesal, namun setelah melihat kebelakang Farhan, ekspresi Fajri berubah dengan senyum yang mengembang hingga memperlihatkan lesung pipinya.

"Cepet banget lo buka pintu? Jadi penjaga pintu?" Tanya Farhan heran kemudian masuk disusul Elvina di belakangnya.

"Oiya Bang, tadi Kak Indah nitip pesan kalau Banghan udah balik suruh langsung ke kamar" ucap Fajri dibalas acungan jempol dari Farhan.

Perfect Dream [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang