26. Sepupu Zweitson

79 21 0
                                    

Perjalanan ke rumah Elvina, Fajri tak mengantar Elvina sampai ke dalam rumahnya.

Tumben.

"Elvi, El.." panggil Novi kepada Elvina yang sedang membuka kulkas.

"Hmm" begitulah jawaban Elvina sebelum meneguk jus strowberry miliknya.

"Tumben-tumbenan si Aji nggak ngaterin lo pulang sampe rumah, biasanya nggak bakal tuh dia ngebiarin lo sendirian?" cerocos Novi dengan ke-kepo-annya.

"Lo lupa apa yang tadi dia bilang?"

"I-iya enggak, tapi.. Bodo amat lah, lagian ngapain gue kepo sama tu anak"

"Yaudah sih, kan tadi dia bilang ada urusan mendadak. Mungkin emang bener, kan?" sebenarnya Elvina juga merasa aneh dan penasaran juga dengan pacarnya itu.

.

"Umii.. Aji pergi keluar bentar ya, mau beli sesuatu" pekiknya seraya menyambar kunci motor beserta kemeja kotak-kotak warna merah dan hitam miliknya.

Bodo amat nggak mandi, yang penting wangi. Itulah prinsip hidupnya.

"Mau kemana, Nak? Kamu nggak cape abis jogging, kok udah mau pergi aja?" tanya Umi dan Fajri sudah menghilang dengan motornya.

SKIP

"ZWEITSONIII..." heboh pria berbadan tinggi nan berisi dari dalam rumah.

"Males banget sebenarnya gue harus ketemu sama ni anak" gerutu Zweitson seraya melepas helmnya.

"Apa kabar sepupu!" ucap pria tinggi itu yang langsung memeluk Zweitson.

"Ih, ih apaansi lo, lepas!" Zweitson melepas paksa pelukan dari pria tinggi itu.

"Kenapa sih peluk doang?" Zweitson malah bergidik geli dan langsung nyelonong pergi meninggalkan pria tinggi yang (katanya) sepupunya itu.

Zweitson masuk dan tak mendapati tanda-tanda keberadaan manusia di sana.

"Zweitson pul..-eh kemana semua orang?"

"Emangnya lo belum dikasih tahu?" Zweitson menggeleng sambil mengernyit.

"Kasih tahu apa? Btw perasaan dari kemarin cuman gue doang yang nggak tahu apa-apa, nggak ada gitu yang sukarela kasih gue informasi!" Gerutu nya.

"Semalam lo dihubungin nggak bisa, mereka udah berangkat tadi pagi. Gue takut di rumah ini sendiri, yaa walaupun ada Bi Jumi (pembantu rumah Zweitson) tapi dia nggak mungkin temenin gue 24 jam!"

"APAA?!! pergi kemana Fik?" kedua bola mata Zweitson hampir keluar dari tempatnya saking kagetnya.

"Pulang kampung lah, kemana lagi?" jawab santai dari orang yang dipanggil Fik tersebut.

"Nggak! Nggak bisa, oh ya Tuhan.. Gue, gue mimpi apa semalam?"

Zweitson mondar-mandir seperti orang gila, mendengar bahwa orangtuanya pulang kampung dan membiarkan sepupunya tinggal berdua dengannya?

Berdua?! Enggak mau!

Pria yang dipanggil Fik itu sampai heran dengan tingkah Zweitson yang tak berhenti mondar-mandir.

"Lo ngapain sih Son?"

"Mereka pergi dan ninggalin lo di sini? Berdua sama gue, gitu? Ohh.. Gue nggak mau" ucap Zweitson sambil menunjuk-nunjuk dirinya dan orang depannya.

"Kenapa? Harusnya lo bahagia dong tinggal berdua sama sepupu lo yang paling gemoy ini" pd pria itu seraya memberikan senyuman termanisnya.

"Gemoy?" gumam Zweitson yang syok.

Perfect Dream [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang