46. ILY My One and Only

87 21 41
                                    

Sebelum mulai baca, alangkah baiknya kalian siapkan hati, jantung, tenggorokan, paru-paru dan usus.


Hahahaa becandaa.. Tapi iya, untuk jaga-jaga.

Pada bab ini akan dipenuhi dengan kabar baik yang mungkin kalian semua nantikan selama ini.

Penasaran dengan kabar baiknya? Yuklah buruan di baca!

.

.

.

'Dia terlihat bisa digapai, tapi nyatanya tidak. Bahkan sangat sulit'

🌻

Waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi, dan Novi masih dalam perjalanan ke sekolah. Padahal hari ini merupakan hari pertamanya sebagai siswi SMA.

Tidak sedikit dan tidak banyak juga murid kelas 10 yang terlambat, namun karena hari ini masih di hari pertama, jadi para guru sedikit memberi keringanan untuk mengizinkan anak didiknya masuk ke kelas.

"Aduhh.. Tadi gue bangun kesiangan segala, jadi telat kan sampai di sekolah. Untung gurunya ngizinin masuk, kalau enggak, mungkin gue pulang" gerutu seorang cewek dengan rambut sebahu, berwajah cantik serta imut itu sedang melanjutkan memakai make up di dalam mobil yang sempat tertunda tadi pagi.

"Sudah cantik? Eumm.. Seorang Novinda Ellyzia pasti selalu cantik, emuaahhc..." diakhiri mengoleskan liptint tipis ke bibirnya.

Setelah itu ia membuka pintu lalu keluar perlahan. Matanya tak melihat saat menutup pintu, dan malah sibuk menatap, entahlah. Mungkin mencari papan pengumuman.

Wrekk!

Kedua netranya terbelalak, "Oh My God?! Suara apa barusan? Jangan bilang kalau..." perlahan kepalanya menoleh ke belakangnya.

"Gilaa! Rok gue huaa.. Gimana ini? Sobek? Gimana gue masuknya?! Mana udah nggak ada orang, lagi."

"Aduuhh.."

"Maaf. Apa lo butuh bantuan?" tanya seseorang dari sampingnya.

"Hah? L-lo siapa?" tanya Novi sedikit takut terhadap orang itu.

"Tenang, nggak perlu takut, gue nggak jahat kok. Kenalin, gue Fenly. Kalau lo?" ucap orang itu seraya mengulurkan tangannya untuk berkenalan dan langsung dibalas jabatan oleh Novi.

"Novi.."

"Lo murid baru ya? Kok masih di sini? Bukannya udah masuk kelas?" tanya cowok bernama Fenly itu.

"Benarkah? Tapi.." Fenly menyadari bahwa terjadi sesuatu terhadap wanita di depannya, menduga roknya sobek karena tersangkut pintu mobil.

Perlahan Fenly melepas Almamaternya lalu ia berikan kepada Novi. "Pake ini aja supaya nggak kelihatan."

"T-tapi?"

"Udah, lo pake aja. Gue pergi ya, bye.." setelah memberikan Almamaternya, cowok itu berlalu pergi.

"Thanks buat Almamaternya! Nanti gue balikin!" teriaknya.

"Iyaa.." jawabnya dari kejauhan tanpa menoleh hanya melambaikan tangan saja.

"Baik banget Kakak itu, ganteng pula.." gumam Novi seraya mengikat lengan almet tersebut ke pinggangnya.

"Lo murid baru juga? Kelas lo di mana?" tanya seseorang (lagi) dari sampingnya.

Perfect Dream [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang