11. Rencana

96 17 0
                                    


Happy reading...

.

.

.


Malam ini Novi bekerjasama dengan Fenly. Jadi, Fenly yang menjemput Fajri, sedangkan Novi menjemput Elvina. Dengan perdebatan yang agak memakan waktu, akhirnya Fenly mengalah demi pacarnya supaya tidak marah dengannya.

Fenly sudah tiba di rumah Fajri dan lngsung disambut oleh umi nya Fajri.

"Permisi.. Aji nya ada umi?" sapa Fenly sopan sembari menyalami uminya Fajri.

"Oh, Fenly? Aji di dalam, silahkan masuk dulu"

"Tidak usah umi, terimakasih, Fenly tunggu di sini saja"

"Yaudah, umi panggilin Aji sebentar ya.." Fenly mengangguk sopan, dan tak lama Fajri datang. Sudah berpakaian rapi kok, dan pastinya ganteng.

"Ini serius, Fen? Emang nggak terlalu terburu-buru? Gue takut kalau Elvi marah sama gue.." Fajri gugup saat ini.

Tadi siang di cafe...

Setelah kepergian Novi dan Elvina.
"Bisa nggak ya gue jadi satu-satunya orang yang bisa ngilangin trauma dia?" lirih Fajri.

"Lo bisa! Gue percaya sama lo, Ji!" Fajri tersenyum pait mendengar semangat dari temannya.

"Gue nggak yakin Fen.. Lo lihat aja respon dia barusan, masih sama kayak sebelum-sebelumnya. Belum ada perubahan.."

"Ji.. Kok lo jadi pesimis gini sih, harus optimis dong buat dapetin Elvina. Gue percaya kok kalau Elvina bakal segera baik-baik aja saat diungkit lagi masalalunya"

"Gue juga berusaha, Fen. Buat selalu optimis"

"Nah gitu dong.. Itu baru Aji temen gue" Fenly menepuk pundak Fajri sambil terkekeh.

"Oiya, semalam Novi ngajakin makan malam, lo mau ikut nggak? Ikut ya pliss.. Sama Elvina juga"

"Makan malam?.." tanpa sadar Fajri mengulangi ucapan Fenly, dalam fikirannya makan malam itu identik dengan dinner dan dinner tentunya identik dengan orang pacaran.

Tapi dirinya dan Elvina tidak bisa disebut pacar, bagaimana bisa mereka dinner? Bareng Novi dan Fenly yang sudah pasti memiliki hubungan.

"Ikut ya? Jadi gue sama Novi udah punya rencana.." merasa ucapan Fenly menggantung, Fajri mendongak dengan tatapan penuh tanya.

"Pas semalem gue slipkolan, Novi bilang gini ke gue..

Tadi malam...
(Novi dan Fenly melakukan sleep call an)

''By.. Aku udah nggak tahan lihat hubungan mereka berdua yang nggak jelas alurnya. Kesabaran aku udah di ujung tanduk, hampir tiap hari aku beralih profesi sebagai penceramah pribadi buat Elvina. Aku ngerasa dia sama sekali nggak dengerin aku sampai mulutku berbusa, sia-sia..''

''Terus kita harus gimana by? Kita juga nggak punya hak lebih untuk ikut dalam masalah mereka"

"Jangan gitu dong by.. Aku punya rencana nih buat bikin mereka jadi Satu!"

"Aku dengerin semua yang kamu omongin.."

"Jadi, besok malam kita harus double date pokoknya gamau tahu!"

Perfect Dream [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang