Vote sebelum mulai..
Oiya, mau kasih bocoran mumpung masih di awal. Ntar pas bagian akhir bakalan ada ehem yang mungkin bikin ehem..
Happy reading
🍃
Hubungan Fajri dan Elvina sudah memasuki minggu kedua. Sekolah sudah masuk seperti biasa. Bahkan Farhan dan Indah sudah tiba di Jakarta.
Selama kurang lebih dua minggu ini Fajri semakin tidak ingin jauh-jauh dengan Elvina. Sampai tadi pagi Fajri menyuruh Novi bertukar tempat duduk, tentu saja Novi tidak mau karena teman sebangku Fajri itu cowok.
Bisa berabe kalau duduk sebelahan sama cowok lain, walaupun teman sebangku Fajri juga salah satu sahabatnya, Novi tidak ingin mengambil resiko, tapi nggak mungkin juga karena hubungan Novi dan Fenly itu sangat tenang, aman, sentosa.
Elvina sampai risih karena terus dipelototi oleh Fajri dari bangkunya. Setidakmau itu Fajri melewatkan pandangannya dari Elvina.
Hingga Elvina mengutarakannya kepada Novi.
"Itu si Aji ngapain ngelihatin gue terus, sampai risih gue" bisik Elvina kepada Novi, sedang ada guru yang menerangkan pelajaran di depan.
Novi menoleh ke Fajri yang tak henti-henti memberikan tatapan serta senyuman ke Elvina.
"Gue rasa dia bahagia karena akhirnya lo jadi pacarnya" bisik Novi sambil menahan tawa.
"Iya tapi nggak perlu ngelihatin gue terus, sampai nggak kedip matanya"
"Udah biarin aja, yang penting dia bahagia. Nggak tahu jadinya tadi kalau gue bolehin dia tukeran tempat duduk, bisa nemplok mulu sama lo" kekeh Novi.
"Eh, lo jangan mau tukeran tempat duduk sama Aji, gue takut dia malah nerkam gue saking senengnya. Lo harus tahu sih kejadian tadi pagi.."
1 jam yang lalu...
Elvina membuka pintu kamarnya dan disambut oleh seseorang yang juga mengenakan seragam SMA sepertinya, siapa lagi kalau bukan Fajri.
"Selamat pagi, sayangku.." sapa Fajri dengan sumringah seraya melebarkan kedua tangannya.
"Pa-pagi" Elvina melambai pelan, sangat pelan.
"Berangkat yuk.." Elvina hanya diam saat Fajri menarik lengannya untuk turun.
"Mamaa.. kami berangkat yaa, Assalamu'alaikum.." pekik Fajri kepada Dini yang berada di dalam kamar mandi.
Bisa-bisanya Fajri ngadu kepada Dini dan Uminya kalau dirinya dan Elvina sudah jadian. Tapi, Alhamdulillah-nya kedua Ibu tersebut malah senang dan menyetujui hubungan kedua anaknya.
Jujurly, kedua Ibu tersebut sudah dari lama ingin menjodohkan anak-anaknya (hanya sebuah candaan semata waktu itu).
"Nggak usah teriak-teriak juga Mama bisa denger, Ji" tegur Elvina pada cowok itu.
"Maaf, yuk berangkat?" Fajri kembali menarik lengan Elvina dan berhasil mencuri kesempatan dia mengecup punggung tangan Elvina.
"Eh, kok dicium sih tangan gue?" Elvina mengusap-usap punggung tangannya yang dikecup Fajri.
"Kenapa? Emang nggak boleh?" tanya Fajri dengan tampang tak berdosa.
"Nggak boleh lah, belum muhrim, Ji, Astaghfirullah.." Elvina sampai nyebut.
"Belum mukhrim ya? Bentar lagi juga mukhrim" gumam Fajri dan bisa didengar Elvina.
"Nggak usah mikir aneh-aneh, ayuk ah berangkat" Fajri malah memanyunkan bibirnya, entah ada apa dengannya pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Dream [END]
Teen Fiction[PART LENGKAP✔] {SUDAH REVISI}✔ "Opening hanya pemanis." ''Boleh di skip pada part awal'' 😌🤌🏼 FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! Tetap Vote dan Komen meski sudah End! Cerita ini hanyalah fiksi belaka, bila terdapat kesamaan dengan karya lain maka bukan seb...