56. Drama Membagongkan Part 2

97 15 14
                                    

>2600 kata seng

Happy reading!

.

.

Beberapa bulan kemudian.

Usia kandungan Indah sudah memasuki bulan ke tujuh, perutnya sudah terlihat gembul. Menantikan sembilan bulan ternyata sangat lama.

Papanya Elvina dan Abi serta Umminya Fajri pergi ke luar kota lagi dengan urusan pekerjaan. Elvina dan Fajri harus menahan rindu lagi. Arumi ikut dengan suaminya karena ingin menemani sang suami di sana. Meninggalkan putranya di rumah sendiri dan menitipkan putranya kepada Dini.

Sepulang sekolah, setelah mengantar Elvina pulang, Fajri izin kepada Elvina untuk pergi ke rumah Zweitson. Hanya sekedar main, main apalagi kalau bukan hape miring. Melanjutkan tadi pas di sekolah yang harus tertunda karena tak ada jam kosong.

"Lo nggak mau masuk dulu?" tanya Elvina setelah turun dari motor sambil melepas helmnya.

Fajri menggeleng, kemudian mengatakan, "Gue abis ini mau main ke rumah Soni, boleh kan?" tanyanya meminta izin.

"Boleh, asal nanti pulangnya jangan malam-malam. Nanti pulangnya hati-hati, ya?" Fajri mengangguk setelah menerima helm dari Elvina, kemudian menaiki motornya dan bergegas pulang.

Elvina masuk ke rumahnya dan langsung disambut Mama dan Kakaknya. Abangnya mungkin sedang boker.

"Elvi pulang..."

"Sini, Vin. Coba lihat, Kakak baru aja check out pakaian bayi di aplikasi Shepoy." Elvina menghampiri Indah dan duduk di sampingnya.

"Mana? Coba lihat."

"Nih. Lucu-lucu banget baju bayinya, kakak nggak sabar menunggu dia lahir." girang Indah sambil mengusap perutnya yang sudah terlihat bulat itu.

"Sama, Mama juga nggak sabar denger suara bayi di rumah ini" sahut Dini dari arah dapur.

"Oiya, Banghan mana?" tanya Elvina sambil celingak-celinguk mencari keberadaan abangnya.

"Abang kamu di kamar mandi." Elvina hanya ber-oh-ria saja. Kemudian beranjak dari duduknya.

"El mau ganti baju dulu ya, Kak, Ma. Nanti ke sini lagi." pamit Elvina dan diangguki keduanya.

SKIP

Di rumah Zweitson. Ternyata malam ini Fiki akan pulang kampung. Yaahh😢. Berarti malam ini menjadi malam terakhir mereka mabar, tapi yaa nggak terakhir juga sih. Malam ini Fiki pulang kampung, karena orang tua Zweitson sudah kembali ke Jakarta. Dan Fiki dijemput oleh Mamanya.

Saat ini Fiki sedang prepare dibantu Bi Jumi dan kedua sohibnya.

Si gemoy yang paling manja dan nggak bisa masukin pakaiannya ke koper. Bi Jumi lah yang memasukkan pakaiannya ke koper. Alhasil ia hanya menonton saja sambil main hape miring bareng kedua sohibnya.

Dirasa semuanya sudah siap. Sekarang waktunya berpamitan.

Actions🎬
(pov : duo sepupu lagi mendramatiskan momen pamitan mereka)

"Son.. Gue pulang dulu yaa, gue bakalan kangen sama kalian." ucap Fiki mewek, sambil menggenggam gagang koper di tangannya.

"Iya, Son. Lo sama tante Mila hati-hati di jalan ya? Kalau udah sampai di rumah segera hubungin gue." lanjut Zweitson ikut memasang muka mewek.

"Iya, Son. Pasti!."

"Bi Jumi.. Makasih buat semuanya, karena udah jagain Piki di rumah ini. Piki tahu, kalau Piki di sini banyak nyusahin. Tapi Piki bakalan kangen sama Bi Jumi. Apalagi sama masakan Bibi." pamitnya kepada pembantu di rumah itu. (masih drama)

Perfect Dream [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang