10. Abangku

97 20 0
                                    


Happy reading...

.

.

.

Malamnya...

Elvina duduk di depan meja riasnya, sudah berpakaian sangat rapi tentunya karena sebentar lagi katanya Novi datang menjemput.

"Gue harus gimana? Keknya tadi Novi marah banget sama gue.. Kenapa sih nggak ada yang bisa ngertiin gue!? Gue itu bukannya belum bisa lupain dia, tapi... Setiap gue inget saat dia mencampakkan gue kegitu aja rasanya sakit banget..

Kenapa sih dulu gue bisa jatuh cinta sama cowok brgsk kek dia?! Seharusnya gue dengerin nasehat Novi, gue udah tahu dia cowok playboy satu sekolah tapi gue masih aja tetep kekeh suka sama dia..

Tapi sekarang udah terlambat, El.. Karena lo udah masuk ke perangkap cowok itu, lo dengan mudahnya nerima dia jadi cowok lo, seolah lupa kalau dia playboy. Omongan manisnya sama sekali gabisa di percaya! Gue nyesel sumpah! Anjritt.."

Segala jenis hewan mamalia berhasil keluar dari mulut Elvina tanpa sensor sedikitpun. Jika bisa, di ingin sekali memutar waktu supaya dia tidak usah kenal dengan cowo itu.

Drutt -terdengar ponselnya bergetar.

"Siapa lagi ini malam-malam ngechat?" gerutunya sambil melihat si pengirim pesan.

Abangkuuu
"Hai, dekm apa kabarnya? Ini banghan, kangen nggak sama gue?"

Read

Kurang lebih seperti itu isi pesan tersebut. Betapa terkejutnya Elvina ketika Abang kesayangannya mengirm pesan padanya.

Farhan, merupakan adik dari Papanya Elvina. Tapi Elvina tidak memanggilnya dengan panggilan 'om/paman/uncle' melainkan dengan panggilan 'Abang/Banghan'. Katanya kalau dipanggil dengan panggilan 'om' merasa dirinya sudah tua, jadi supaya lebih terlihat muda makanya menyuruh Elvina memanggilnya 'Banghan' saja.

Dia sudah menikah dan sekarang tinggal di Sidney bersama istrinya, namanya Indah.

Bukan hanya namanya, Indah mempunyai paras kecantikan yang alami, tanpa make up pun sudah terlihat cantik dan anggun. Hatinya juga sangat baik, dan yang lebih hebatnya, ia mampu merubah Farhan yang dulunya seorang playboy menjadi sangat bucin padanya.

Entah kenapa sekarang baru memberi kabar semenjak kurang lebih enam bulan yang lalu pindah ke Sidney.

Tentu saja Elvina sangat bahagia karena abang kesayangannya akan segera pulang ke rumahnya. Tanpa menunggu lama, Elvina membalas pesan tersebut.

Kemudian Elvina berlari keluar kamar untuk menemui Mama dan Papa nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemudian Elvina berlari keluar kamar untuk menemui Mama dan Papa nya. Bertujuan memberitahu kabar gembira ini.

"MAMAA...PAPAA..." Pekikan Elvina yang mampu merobohkan seisi rumah.

Dini yang tengah melipat pakaian terkejoed mendengat suara putrinya, sedangkan Evano (papa Elvina) yang tengah bergelut dengan laptop hampir saja mental saking kagetnya.

"Ada apa, El? Kenapa kamu teriak-teriak, mama sama papa nggak budeg" ujar Dini menyusul putrinya yang berhenti di tangga terakhir sambil menggenggam erat ponselnya. Jangan lupakan wajah bahagianya.

"Iya, ada apa? Papa hampir mental ke kolam tadi" memang tadi Evano tengah duduk di pinggiran kolam sambil bekerja.

"Maaf, Pa.. Tapi ada yang lebih penting dari semua ini" senyum Elvina terus mengembang saking senangnya.

"Cepat katakan" desak Dini.

"Jadi.. Barusan.. Baru aja Elvi dapet chat dari seseorang yang sangat sangat El rinduu" Evano dan Dini mendengarkan sambil mangguk-mangguk.

"Kalian mau tahu, nggak?" Elvina menunjuk kedua orangtuanya bergantian.

"Siapa, El? Jangan bikin kami penasaran" ucap Evano.

"Bang Farhan akan pulangg aaaa...." Elvina bersikap sangat berlebihan sampai melompat-lompat, sedangkan kedua orangtuanya...hanya

"Ooohh.. " respon kedua orangtuanya secara bersamaan.

"Jadi, gara-gara itu kamu sampai kesenengan?" Tanya Dini santai. Elvina bingung dong, kok reaksi mereka B aja sih? Bukannya senang adiknya akan pulang.

"Kok reaksi kalian B aja sih? Kalian nggak senang ya Banghan mau pulang?" kini raut Elvina berubah mengintimidasi.

"Kami senang dia pulang, tapi kami udah tahu"

"Ha? Maksudnya?" Elvina mengerutkan dahinya bingung. Turun dari tangga terakhir itu.

"Jadi Abang kamu udah kasih tahu kalau mau pulang, cuman kapannya belum di kasih tahu terus dia suruh nunggu aja" jelas Evano.

"Kok kalian nggak bilang sih sama Elvi?"

"Iya Mama kira dia udah kasih tahu kamu makanya kami nggak ngomong"

"Yaudah nggak apa-apa yang penting besok El pulangnya dijemput sama Banghan..."

"Senengnya anak mama.."

"Iya dong Ma. Elvi kangen banget sama Banghan, sama Kak Indah juga.. " raut Elvina bahagia banget kalau kalian pengen lihat.

"Kira-kira Kak Indah udah hamil belum ya" gumam Elvina dan di dengar mamanya.

"Huss kamu ini.."

"Semoga saja pulang-pulang perutnya udah besar.." sahut Evano.

"Aamiin paling serius sih.."

Dan momen menggembirakan sekaligus membagongkan berakhir disitu saja, karena terdengar klakson sudah berbunyi hampir 3 kali dari luar.

"Itu pasti Novi.." gumam Elvina.

"Ma, Pa, Elvi pamit dulu ya mau makan di luar sama Novi" ucap Elvina sebelum kembali ke kamarnya untuk mengambil tas selempang miliknya.

"Elvi berangkat dulu ya Ma, Pa" ucap Elvina sekembalinya dari kamar.

"Hati-hati ya nak, pulangnya jangan malam-malam, kalau ada apa-apa segera hubungi Mama atau Papa"

"Siap Mama" setelah menyalami kedua orangtuanya, Elvina berlari keluar.

.

.

.

Waahh ada Banghan nih..

Say Hai buat Banghan..

Say Halo buat Indah...

Gimana episode ini?

Jangan bosen-bosen ya buat baca cerita ini, karena kedepannya masih banyak kejutan yang bakalan bikin kalian kecanduan terus buat baca (pede aja dulu siapa tahu beneran)

Pokoknya kalau kalian semanhat, aku bakal lebih semangat lagi buat bikin cerita yang menarik..

Kasih tahu cerita ini ke teman-teman kalian yaa, terimakasih...

Vote nya jangan lupa

👇

(direvisi 13 Des 2023)

Perfect Dream [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang