21. Ulang Tahun Indah

90 18 2
                                    

Sebelum turun, Elvina merogoh poselnya dari dalam tas. Saat ia membuka layarnya terdapat beberapa chat dari nomor tidak dikenal, lagi.

"

Siapa sih ini orang? Gaje banget hidupnya" gumamnya, setelah itu ia mencharge ponselnya dan diletakkan di meja.

Baru mengangkat satu kaki untuk pergi, ponselnya berdering.

Tubuhnya berbalik dan mengangkat telfon dari nomor tidak dikenal itu, dan dia menunggu si penelfon bicara terlebih dulu.

"..."

"Siapa sih?" Elvina menatap lekat nomor itu. Dia biasanya tak kepo dengan nomor baru, tapi nomor itu sudah berkali-kali mengiriminya pesan. Jadi dia merasa tak nyaman, kesannya udah seperti di terror.

"..."

Tiada suara apapun, hanya terdengar gemrusuk dari sebrang sana, entah karena efek jaringan atau pergerakan dari orang itu.

Elvina masih menunggu penelfon bicara.

"Halo El, apa kabar?"

Akhirnya orang itu bicara, tapi tunggu.. Suara itu terdengar tak asing di telinganya.

"Siapa?" tanya Elvina pelan.

"Lo lupa sama gue? Padahal gue masih nyimpan nomor lo, dan lo malah hapus dan block nomor gue"

Ucap orang dari seberang sana. Elvina semakin dibuat takut siapa orang itu.

"Lo siapa? Maaf tapi gue nggak kenal-.."

Elvina mematikan telfon itu sepihak, terlintas dalam fikirannya, ada satu nama yang membuatnya teringat dengan kejadian setahun yang lalu.

Elvina meninggalkan ponselnya di atas meja, kemudian turun.

Disisi lain, kedua ibu, dan Novi tengah menghias rumah. Sebelum mulai dihias sedemikian rupa, Farhan sengaja mengajak Indah untuk keluar jalan-jalan. Awalnya Indah menolak, namun dengan bujukan dan rayuan suaminya, terpaksa dia menurut.

"Hai semuanya.." sapa Elvina kepada tiga orang di hadapannya.

Tiga? Yang satu di mana?

"Oiya, Aji di mana kok nggak kelihatan batang hidungnya?" Elvina membatin, sambil celingak-celinguk, kemudian membantu Novi yang sedang memasang lilin di kue.

Yang dihias hanya ruang tengah. Rencananya nanti sebelum Indah dan Farhan pulang, seluruh lampu rumah akan dimatikan.

"Gue bantuin, Nov" ucap Elvina seraya mendudukkan bokongnya.

"Nggak usah, bentar lagi selesai- nah, siap" ucap Novi setelah berhasil menancapkan lilin ke kue tersebut.

Novi yang memperhatikan Elvina yang duduk di sofa belakangnya tengah melamunkan sesuatu-pun ikut duduk dan bertanya.

"Jangan ngelamun, ntar kesambet loh" kekeh Novi, dan Elvina tersadar dari lamunannya.

"Enggak, gue nggak lagi ngelamun kok" elak Elvina. Novi menyipitkan kedua matanya menerawang.

"Btw Aji mana?" tanya Elvina untuk mengalihkan pembicaraan dan sebenarnya kepo juga tentang keberadaan pacarnya itu.

"Disuruh pulang sama Umi-nya, suruh mandi katanya"

"Tadi gue denger ada suara Soni, emang dia kesini?" Novi mengangguk.

"Sekarang di mana? Kok nggak ada?" lanjut Elvina.

"Ikut ke rumah Aji, katanya suruh nemenin Aji"

"Oh gitu" raut Elvina kembali muram.

"Lo kenapa El? Ada masalah?" Elvina menggeleng sambil menunduk.

Perfect Dream [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang