25. Fenly kenapa?

89 16 2
                                    

Vote sebelum baca 🙌

Yang kepo Fenly kenapa, akan terjawab semuanya di sini..

Happy reading

.

.

.

"Diem lo, Bayik!" ucap Novi seraya menatap datar ke Zweitson. Tapi kedua matanya terlihat sayu.

Zweitson terkejut melihat kedua mata Novi yang memerah.

"Mata lo kenapa? Lo nangis?" Zweitson duduk di samping Novi.

"Enggak!" Novi memalingkan pandangannya dari Zweitson.

"Gue bukan anak kecil yang bisa dibohongin! Lo habis nangis, gue tahu" ucap Zweitson serius.

Novi diam seribu bahasa. Menahan tangisnya supaya orang di sampingnya tidak tahu kalau dirinya habis menangis. Tapi, Zweitson sudah tahu.

"Nov.." panggil Zweitson pelan, dan terkejut saat Novi tiba-tiba memeluknya.

"Eh?.." Zweitson merasakan getaran pada tubuh Novi. Dia menangis, lagi.

"Novi, lo kenapa?"

"Ko-vell.." tangisannya semakin menjadi didalam pelukan itu.

"Fenly? Kenapa sama dia? Lo diputusin?" Novi menonjok perut Zweitson sebelum menjauhkan tubuhnya.

"Eugh! Sakit! Lo kenapa nonjok gue?!.." aduh Zweitson seraya memegang perutnya.

"Kalau ngomong dijaga!"

"Kan gue cuman nanya Nov, gimana sih"

"Pertanyaan lo itu hiks.. Bikin gue keinget kejadian tadi..." ucap Novi disela tangisnya.

"Ada apa sebenarnya? Kayanya hari ini gue doang yang nggak tahu apapun!"

"Ntar gue ceritain, sekarang gue belum sanggup"

"Yaudah, lo tenangin diri lo dulu aja. Lo mau langsung pulang atau di sini? Gue mau pulang soalnya, ponakan gue dateng ke rumah"

"Ponakan? Sejak kapan lo punya ponakan?" seketika ekspresi Novi berubah.

"Ada pokoknya, ponakan jauh"

"Oohh, masih kecil ya? Pasti lucu banget, pengen ketemu dong gue pengen gendong" saat ini Novi tersenyum.

"HA HA HA.." Zweitson malah tertawa.
"Kenapa ketawa? Lo ngeremehin gue? Gini-gini juga gue bisa ngurus anak kecil" pede Novi.

"Iya kalau itu gue percaya, cuman masalahnya ponakan gue itu udah gede. Udah sekolah kelas 1 SMA, HA HA HA.. yang ada lo yang digendong sama dia.." Novi terpelongo dengan mulut menganga.

"Iya kalau udah segitu mah ogah gue!"

"yaudah, gue anterin atau jalan kaki?"

"Nggak usah, ntar Elvi nyariin gue. Gue juga mau balik ke rumah Elvi, barang gue masih di sana. Lo pulang aja"

"Oke, tapi lo udah nggak apa-apa?" Novi mengangguk sedikit ragu.

"Tadi lo bilang mau ceritain masalah lo, awas aja kalau gue nggak dikasih tau"

"Iya iya, udah sana"

"Yaudah, bye.."

Zweitson meninggalkan Novi di kursi taman, sendirian.

Sebelum bicara Novi menyesap ingusnya. "Gue harus gimana?" gumam Novi, setelah itu ia beranjak dari duduknya dan pulang ke rumah Elvina.

"Novi di mana sih, yaampunn.." gumam Elvina.

Perfect Dream [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang