12. Terimakasih Selalu Ada!

102 19 1
                                    

VOTE SEBELUM BACA!

Happy reading!


'gue ngerasa jahat banget sama lo, ngebiarin perasaan yang udah tumbuh dari lama, tetapi tak kunjung mendapat kepastian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'gue ngerasa jahat banget sama lo, ngebiarin perasaan yang udah tumbuh dari lama, tetapi tak kunjung mendapat kepastian..'

-Elvina Nandini

🍃


Sesampainya di cafe, Novi dan Elvina yang tiba lebih dulu dan langsung duduk di tempat yang sudah disediakan. Cafe dalam keadaan sepi tentunya.

Novi duduk lebih dulu dan di susul Elvina.

"Novi.. Lo marah ya sama gue? Dari tadi lo diem aja, apa karena tadi siang? Nov, jangan diem gini dong... Gue jadi OT nih. Oiya gue pengen ngasih tahu sesuatu sama lo, tadi sebelum..."

Segala celotehan yang keluar dari mulut Elvina sama sekali tidak di gubris, hingga Novi berdiri membuat Elvina harus mengentikan ucapannya.

"Hai, kalian udah datang?" berbeda dengan saat bersama Elvina yang memasang ekspresi datar, setelah melihat pacarnya ekspresi Novi berubah menjadi seperti biasanya.

Dengan senyumnya yang mengembang.
"Maaf udah bikin kalian nunggu, biasa jalanan macet.." ucap Fenly kemudian duduk samping Novi.

Fajri? Seluruh tubuhnya tegang saat ini. Dengan nafasnya yang terputus-putus, Fajri berdiri mematung di tempat tak jauh dari ketiga temannya. Elvina melambaikan tangannya pelan bermaksud menyuruh Fajri mendekat.

"H-hai se-lamat malam.." begitulah ucapan Fajri terdengar terputus-putus saking gugupnya.

Malam ini cowok itu tidak terlihat seperti Fajri pada umumnya. Yang tengil, jahil, dan selalu ingin terus dekat dengan Elvina. Tetapi sekarang dia berusaha menjaga jarak, bahkan berjalan pun seolah ada lem yang membuat sepatunya sulit terangkat dari tanah.

"Malam.." jawab ketiga temannya serempak. Kemudian Fajri menarik kursi di samping Elvina.

Hening.

"Masih mau diem-dieman?" Novi memecah keheningan.

"Oiya, kalian nggak mau pesen makan atau minuman? Biar gue yang bayar" tanya Fenly.

"Enggak, makasih" jawab Elvina dan Fajri bersamaan, mereka berdua saling pandang sesaat sebelum Fajri membuang muka.

"By.. Aku mau ke toilet bentar" pamit Novi dan diangguki Fenly.

"Oiya gue juga mau kesana bentar–(menunjuk ke tempat resepsionis)– mau pesen makan sama minuman buat kita. Masa dateng kesini nggak makan atau minum, bukan ngedate dong namanya?" ujar Fenly diakhiri kekeh an.

"Iya" singkat Elvina.

"T-tapi jangan lama" ucap Fajri terbata, kemudian Fenly berlalu pergi meninggalkan Elvina dan Fajri yang masih duduk di tempat.

Perfect Dream [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang