40. X IPS 2

96 22 20
                                    

Jangan lupakan budaya kita

"Vote sebelum baca"

Happy reading

.

.

.

"Yaudah, aku mau masuk kelas"

"Aku juga" Bella menggandeng lengan Fenly begitu saja, ingin menolak takut Bella marah.

"Dan kamu masih mau digandeng tangan kamu sama dia?" batin seseorang dari dalam mobil yang baru masuk gerbang.

∆∆∆∆∆

Fajri dan Elvina sudah stay di dalam kelas, tapi Fajri masih tetap diam dan mengabaikan Elvina. Kebiasaan kalau lagi ngambek. (Mendiamkan)

'Bukan kopi, tapi selalu di diam-kan. Biar apa coba?'

Seperti biasa, yang dilakukan Fajri adalah ML-an. (maybe)

Tak lama Zweitson datang bersama Novi, setelah mengantar Fiki ke ruang kepala sekolah.

Novi berusaha menormalkan ekspresinya agar tidak terlihat sedih, sebab melihat momen Fenly digandeng Bella tadi.

Sepertinya tadi Zweitson juga melihat dan sekarang dia tahu bahwa Novi memang benar-benar tidak baik-baik saja, hanya berusaha baik-baik saja.

"Nov.." panggil Elvina setelah melihat kedatangan Novi.

Zweitson langsung duduk di bangku samping Fajri.

"Untung belum telat.." lega Novi setelah mendudukkan bokongnya di bangku miliknya.

"Iya belum telat, tapi hampir" kekeh Elvina.

"Tumben-tumbenan lo nggak nempel mulu sama Vina, kenapa lo?" tanya Zweitson merasa heran dengan satu sahabatnya itu. Fajri diam tak menanggapi, masih fokus dengan dunianya sendiri.

"Si Aji ngambek ya, Vin?!" tanya Zweitson kepada Elvina, dan yang dipanggil menoleh ke arahnya.

"Nggak tahu tuh, perasaan daritadi pacarnya dianggurin. Diambil Fiki baru tahu lo.." ucap Novi mengompor-ngompori.

"Novi.. Jangan bilang gitu ntar dia tambah ngambek, asal lo tahu aja tadi Aji bawa motornya kek ngajak orang meninggoy tahu nggak? Tapi untungnya setelah gue pake trik ampuh, akhirnya dia pelanin motornya" bisik Elvina diakhiri kekehan.

"Trik ampuh? Apaan emang?" tanya Novi sambil menahan senyumnya.

"Ada pokoknya, ntar gue kasih tau" bisiknya lagi sambil terkekeh. Novi mangguk-mangguk saja.

Biarkan dulu Fajri mengabaikannya, toh juga lampiasinnya ke hape miring bukan nyari pacar baru. Kalau sampai nyari pacar baru, bisa dipastikan Fajri akan kena gebuk berkali-kali.

Bagaimana tidak, karena bukan hanya Elvina yang akan memberinya gebukan. Melainkan Elvina dkk, dan yang paling utama adalah Farhan, si Abang kesayangan. Ditambah lagi ntar kena omel ketiga wanita di rumahnya, bisa langsung kena mental tu anak.

"Udah mainnya, nggak lihat apa guru masuk?" Elvina menegur lirih lalu Fajri mengakhiri hape miringnya. Hanya melirik Elvina sekilas.

Sebenarnya daritadi Fajri cuman buka beranda ML doang. Dia tahu kalau main sekarang waktunya nggak akan nuntut, kalau berhenti di tengah-tengah permainan kan bisa kehilangan bintang.

Pelajaran dimulai...

Di kelas lain, tampak guru memasuki kelas diikuti seorang murid laki-laki di belakangnya.

Perfect Dream [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang