54. Penjelasan

83 22 16
                                    


Jika ada salah kata dan sekiranya menyinggung diantara dari kalian. Mohon dimaafkan, karena semua tokoh, waktu dan tempat dalam cerita ini hanyalah khayalan dari penulisnya. Dan tidak terjadi di kehidupan nyata.

Tandain kalau ada typo.

Happy reading!

.

.

.

Mereka bertujuh duduk di sofa. Melanjutkan obrolan mereka.

Fenly duduk di antara Shandy dan Novi. Duo sepupu duduk di samping Novi, dan couple Jina duduk di samping Shandy. Tentu saja yang duduk di dekat Shandy adalah Fajri, tidak mungkin cowok itu membiarkan ceweknya duduk di samping cowok lain.

Hening. Hingga salah satu dari mereka membuka suara.

"Goyang tante Linda yuk, Bang?" sontak semua kepala menoleh ke Fiki. Situasi sedang tegang malah ngajakin Shandy goyang tante Linda.

"Diem, Fik!" tegur Zweitson dan Fiki langsung terdiam sambil melirik Fenly. Dan Fenly membalas lirikannya.

"Bisa kalian ceritakan, apa yang terjadi?" Shandy bertanya kepada semua teman sebaya adiknya.

"Jadi begini, Bang. Tadi, sehabis Isha' kami bertiga datang ke rumah lo secara diam-diam. Buat.." ucapan Fajri langsung dipotong oleh Shandy.

"Maling?" tebak Shandy asal.

"Bukan. Kami ke sana buat nyulik Fenly." Zweitson melanjutkan.

"APA?!!" Teriak Shandy yang sangat terkejut bahwa mereka datang untuk menculik adiknya.

"Jadi, acara culik-menculik ini berasal dari ide salah satu dari kami bertiga." jelas Zweitson.

"Lalu?"

"Setelah kami berhasil bawa Fenly dalam keadaan kepalanya dibungkus karung sampah-..." dan penjelasan Fajri dipotong lagi oleh si kakak dari sohibnya.

"KARUNG SAMPAH?! BERANI SEKALI KALIAN BUNGKUS KEPALA ADIK GUE DENGAN KARUNG SAMPAH?!!" murka Shandy tidak terima atas perlakuan anak-anak itu kepada sang adik.

"Dengerin dulu, Bang. Belum selesai." sahut Zweitson.

"Lanjutkan." pinta Shandy yang masih berusaha tenang.

"Kami memasukkan Fenly ke mobil dan membawanya ke rumah ini." lanjut Fajri.

"Terus? Apa yang terjadi selanjutnya? Kenapa bisa-bisanya kalian punya ide menculik Fenly?" tanya Shandy yang penasaran dengan motif penculikan adiknya itu.

"Makanya dengerin dulu atuh kalau ada orang ngomong teh jangan dipotong." ucap Fajri yang mulai muncul kekesalan dalam dirinya.

"Iya-in."

"Sesampainya di sini ternyata Fenly tak sadarkan diri." dan lagi-lagi penjelasan mereka membuat emosi Shandy naik.

"APAA?!!.."  sungguh, rasanya Shandy ingin menjadikan ketiga cowok di depannya ini menjadi sebungkus Nasi Padang saat ini juga.

"Terus, kami bawa dia ke dalam yang awalnya kami dudukkan dia di pinggir kolam renang." penjelasan dilanjutkan oleh Zweitson.

"Kalian mau ceburun adik gue ke kolam?" tanya Shandy geram.

"Enggak! Dengerin dulu anjeng! Emosi gue lama-lama, dipotong mulu daritadi." decak Fajri dan langsung mendapat tatapan tajam dari cewek di sebelahnya. Ia langsung kicep.

Perfect Dream [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang